Search for collections on UNIDA Gontor Repository

Konsep Hasrat Perspektif Deleuze dan Al-Ghazali (Analisis Perbandingan Makna Hasrat dalam Psikologi)

Arroisi, Jarman (2021) Konsep Hasrat Perspektif Deleuze dan Al-Ghazali (Analisis Perbandingan Makna Hasrat dalam Psikologi). Islamidina, 23 (1). pp. 63-83. ISSN 2580-5096

[img] Text (Konsep Hasrat Perspektif Deleuze dan Al-Ghazali (Analisis Perbandingan Makna Hasrat dalam Psikologi))
35. Konsep Hasrat Perspektif Deleuze dan Al-Ghazali.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (236kB)
[img] Text (Cek Plagiarsm)
35. Cek Plagiarsm Konsep Hasrat Perspektif Deleuze dan Al-Ghazali (Analisis Perbandingan Makna Hasrat dalam Psikologi).pdf

Download (4MB)

Abstract

Hasrat menjadi perbincangan yang semakin intens di era ini. Bahkan, hasrat dianggap sebagai paradigma utama kehidupan sosial. Gilles Deleuze adalah salah satu pemikir Barat yang berfokus pada masalah hasrat. Dalam Islam, ada al-Ghazali yang juga tidak kalah fokusnya pada tema ini. Dengan metode deskriptif-komparatif dan pendekatan filosofis, tulisan ini bermaksud mengkaji perbandingan konseptual antara kedua tokoh tersebut. Dari pembahasan tersebut, didapat hasil berupa persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah (i) Deleuze dan al-Ghazali sama-sama memaknai hasrat sebagai entitas yang sifatnya mekanistis. (ii) Deleuze dan al-Ghazali sepakat bahwa hasrat memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. (iii) Deleuze dan al-Ghazali sependapat bahwa hasrat manusia merupakan satu unsur yang tidak bisa dilepaskan dari kedirian setiap manusia. Adapun perbedaanya adalah (i) dalam hal paradigma. Deleuze menjelaskan hasrat dengan paradigma yang materialis dan sepenuhnya imanen. Adapun al-Ghazali, ia menjelaskan hasrat dengan paradigma Ketuhanan (wahyu)filosofis. (ii) Deleuze memandang bahwa hasrat adalah suatu hal yang sifatnya positif dan kreatif sepenuhnya. Adapun bagi al-Ghazali, sekalipun hasrat memiliki peran positif, ia tetap perlu dikendalikan. Sebab pada dasarnya, sifat hasrat adalah buruk. (iii) Karena itu, bagi Deleuze, hasrat perlu untuk dibebaskan dari berbagai kekangan seperti norma sosial, kebiasaan, atau agama. (iv) bagi Deleuze, gagasannya tentang hasrat memang tidak sejalan dengan nilai moral, tetapi ia masih bernilai etis. Adapun menurut al-Ghazali, hasrat manusia patut untuk dikendalikan agar ia menjadi individu yang bermoral.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Hasrat; Mesin Hasrat; Deleuze; al-Ghazali
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Pascasarjana Magister UNIDA Gontor > Magister Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: PAK Pasca Sarjana AFI S2
Date Deposited: 04 Feb 2023 03:55
Last Modified: 04 Feb 2023 03:55
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/2020

Actions (login required)

View Item View Item