Search for collections on UNIDA Gontor Repository

Agama, Pendidikan, Perempuan, dan Isu-Isu Kontemporer

Mohammad, Muslih Agama, Pendidikan, Perempuan, dan Isu-Isu Kontemporer. Laksbang Akademika.

[img] Text (Agama, Pendidikan, Perempuan, dan Isu-Isu Kontemporer)
Buku Agama, Pendidikan, Perempuan, dan Isu-Isu Kontempo_protected.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB)
[img] Text (plagiarism)
Turnitin_Buku Agama, Pendidikan, Perempuan, dan Isu-Isu Kontemporer.pdf_protected.pdf

Download (3MB)
[img] Text (Riviewer)
Riviewer Agama.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB)

Abstract

Pada zaman Yunani kuno perempuan tidak dihormati. Posisi mereka tidak lebih dari sekedar pemuas nafsu belaka. Bukan hanya tidak mendapatkan pendidikan sebagaimana lakilaki, mereka bahkan tidak dianggap sebagai manusia. Dan hal inilah yang kemudian mempercepat kemunduran peradaban mereka. Berbeda dengan peradaban barat, Islam justru menghargai perempuan dengan sama-sama membolehkan mereka mendapatkan pendidikan sebagaimana laki-laki. Banyak kita jumpai perempuan dalam Islam memiliki ilmu dan wawasan yang luas, kita lihat misalnya Sayyidah Aisyah istri Rasulullah yang dikenal menguasai berbagai bidang ilmu dan mengajarkannya kepada kaum perempuan, seperti ilmu fikih, sya’ir, al-Qur’an, Hadits dan lain sebagainya. Kita berterimakasih kepada beliau karena dari beliau juga kita bisa mengetahui kehidupan pribadi Nabi Muhammad dari Hadits-hadits yang diriwayatkannya. Beberapa ulama yang masyhur dalam dunia intelektual Islam seperti Imam Syafi’ie, Ibnu Khallikan, al-Baghdadi, Abu Hayyan adalah orang-orang yang semasa hidupnya pernah berguru pada seorang perempuan. Di India pada masa kejayaan kerajaan Mughol terdapat dua orang perempuan yang merupakan istri Jehangir adalah dua orang yang menguasai ilmu kedokteran, dan ini bukanlah perkara yang menakjubkan, karena ilmu kedokteran merupakan bagian dari kurikulum yang diterapkan di Negara tersebut. Dari sini dapat kita ketahui bahwa perempuan memiliki peran yang luarbiasa dalam sebuah peradaban. Bahkan kemunduran sebuah peradaban dapat disebabkan oleh tidak terdidiknya kaum perempuan. Perintah menuntut ilmu dalam Islam tidak hanya pada laki-laki saja melainkan khitabnya berlaku umum, yakni per- empuan juga termasuk di dalamnya karena perempuan juga me- miliki peran penting dalam kehidupan. Di antara peran penting perempuan adalah sebagai pendidik bagi anak-anaknya yang dalam bahasa arab disebut dengan madrasatul ula (Sekolah pertama). Perempuan sebagai ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Darinya anak-anak belajar berbicara dengan baik dan benar. Darinya pula anak-anak mengenal diri dan mengenal Tuhannya. Ini karena ibu adalah makhluk pertama yang dikenal sang anak dan ia menghabiskan waktunya lebih banyak bersama anak-anaknya. Oleh karena itu ibu haruslah seorang dengan pendidikan tinggi serta pemahaman agama yang terbaik karena darinyalah kemudian terkonstruk sebuah landasan berpikir yang sehat sesuai tuntunan agama. Perempuan bukanlah makhluk yang lemah, sebagaimana digambarkan oleh kebanyakan orang. Ia kuat dengan segala keterbatasannya sebagai makhluk. Salah satu contoh keteguhan hati perempuan dapat kita lihat dalam diri Sayyidah Khadijah. Khadijah adalah Perempuan yang bisa menenangkan kegelisahan hati suaminya ketika menerima wahyu. Ia yang mempercayai dan membenarkan apa yang disampaikan suaminya dan memilih tetap berada di sampingnya di saat banyak orang menolak Muhammad. Semua orang tahu ia seorang saudagar kaya raya namun memilih mendermakan hartanya untuk kepentingan dakwah suaminya. Bukan hal yang mudah bagi seorang perempu-an di posisi Khadijah, tapi ia dengan segala keteguhan hatinya, dengan akhlaknya yang mulia memilih untuk berkhidmat pada suaminya. Maka di situlah letak nilai perempuan dalam Islam. Perempuan memiliki nilai dalam dirinya sendiri, ia tidak dibentuk oleh asumsi orang lain tentang dirinya. Bagaimana pun dunia mengkonstruk dan menggambarkan idealnya seorang perempuan yang akhirnya setiap negara di seluruh dunia memiliki kriteria idealnya masing-masing maka kriteria ideal itu juga ditetapkan di dalam Islam. Syari’at dalam Islam sudah mengatur kriteria ideal itu sebagai bentuk perlindungan dan pemuliaan terhadap perempuan. Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca berdialog tentang Agama, Pendidikan, Perempuan dan Isu-isu kontem- porer. Tentang bagaimana Islam melihat perempuan dan bagai- mana kedudukan perempuan dalam Islam. Islam sejak awal mula kedatangannya adalah agama yang memuliakan per- empuan. Perempuan dan laki-laki diciptakan Allah dengan sempurna tanpa merendahkan yang satu dan meninggikan yang lainnya, keduanya diciptakan sempurna dalam perannya masing-masing. Perempuan menjadi mulia dengan taat kepada suaminya, merawat dan mendidik anak-anaknya. Memiliki anak perempuan tidak lagi menjadi aib sebagaimana yang terjadi pada masa jahiliyah bahkan Hadits Nabi menjelaskan bahwa terdapat pahala surga bagi orang tua yang bisa merawat dan mendidik anak perempuannya dengan baik. Tulisan dalam buku ini merupakan hasil kontemplasi guru kami, Assoc. Prof. Dr. Mohammad Muslih, MA. Hal-hal yang menjadi kegelisahannya dituangkan dengan cermat, kritis dan analitis dalam setiap argumennya. Membaca tulisan beliau, mengikuti kelas beliau, bahkan berdiskusi langsung dengan beliau adalah hal yang menyenangkan bagi kami murid-murid- nya. Beliau teladan kami dalam kesungguhannya mengkaji ilmu

Item Type: Book
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Pascasarjana Magister UNIDA Gontor > Magister Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: PAK Pasca Sarjana AFI S2
Date Deposited: 30 Mar 2024 05:12
Last Modified: 30 Mar 2024 05:12
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/3220

Actions (login required)

View Item View Item