Maraknya isu-isu mengenai beredarnya kuas bulu babi di Indonesia membuat masyarakat muslim perlu berhati-hati dalam pemilihan produk yang dibeli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan kuas bulu babi di kalangan penjual makanan. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 68 penjual makanan yang memakai kuas di Kota Bogor. Analisis data menggunakan eta test untuk menganalisis komparasi. Uji lab diperoleh menggunakan Analisis Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) untuk membuktikan bahwa kuas yang digunakan penjual makanan terdeteksi unsur babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 72,1% tingkat pengetahuan responden cukup dan 69,1% tingkat sikap responden adalah baik atau positif. Analisis Spektroskopi FTIR menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak menunjukkan adanya kandungan senyawa babi dalam setiap sampel kuas. Tingkat pengetahuan responden sebagian besar berada pada kategori cukup, tingkat sikap responden sebagian besar berada pada kategori baik.