Perkawinan dikatakan sah apabila telah sesuai dengan tata tertib hukum yang berlaku dalam Islam. Salah satu syarat sah perkawinan adalah larangan perkawinan sedarah. Meski dari saudara senasab, cucu, maupun saudara dekat dan jauh. Dan ini sangat bertentangan dengan yang terjadi dalam masyarakat. Banyak dari masyarakat yang melanggar aturan ini. Beberapa ayah masih mengawinkan anaknya dengan saudara dekatnya dengan sengaja maupun tidak, atau saudara laki-laki kawin dengan saudara perempuannya dengan sengaja maupun tidak., walaupun sebenarnya mereka mengetahui hukum dari perkawinan ini. Pengaruh dari perkawinan ini khususnya berdampak pada anak yang dilahirkan. Maka disini penulis ingin membahas tentang pengaruh perkawinan sedarah dalam hifzu nasal dalam maqasid syariah. Berangkat dari latar belakang diatas, maka penulis ingin meneliti tentang pandangan Islam tentang perkawinan sedarah, dan pengaruhnya dari maqasid syariah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan data primer berbagai macam buku yang bersangkutan dan data sekunder dari berbagai macam jurnal dan skripsi terdahulu. Dalam metode kualitatif tahap awalnya adalah penjelajahan data yang dalam sehingga dapat hipotesis. Untuk kemudian di analisis dan menarik kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Hasil yang dicapai dari penelitian ini, bahwa perkawinan sedarah dalam Islam tidak sesuai dengan tujuan hukum. Pernikahan ini tidak sesuai dengan tujuan dari hifzdu nasal dalam maqasid syariah, yang bertujuan menjaga keturunan dan menjauhkan dari berbagai kerusakan. Akibat yang dihasilkan perkawinan ini adalah lahirnya anak yang cacat mental maupun fisik, anak tersebut juga mendapatkan sanksi sosial akibat dari perbuatan orang tuannya dan merusak tatanan sosial dalam masyarakat. Demi menyempurnakan pembahasan yang sangat sedarhana dan banyak sekali kekurangan, maka peneliti mengharapkan adanya penelitian selanjutnya yang dapat melengkapi dan menyempurnakan penelitian yang sedarhana ini.