RISMATULLAH, ERIS (2011) موقف الطباطبائي من أفعال العباد (دراسة في تفسير الميزان في تفسير القرآن". S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.

	FILE TEXT (COVER) 1 cover.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (6kB)
	FILE TEXT (ABSTRAK) 2 abstrak.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (39kB)
	FILE TEXT (DAFTAR ISI) 3 daftar isi.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (16kB)
	FILE TEXT (BAB 1) 4 bab 1.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (141kB)
	FILE TEXT (BAB 2) 5 bab 2.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (150kB)
	FILE TEXT (BAB 3) 6 bab 3.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (387kB)
	FILE TEXT (BAB 4) 7 bab 4.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (27kB)
	FILE TEXT (REFRENSI) 8 ref.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (18kB)

Abstract

Hakikat perbuatan manusia merupakan perbuatan manusia itu sendiri atau dari Allah? Sampai saat ini masih menjadi salah satu topik bahasan menarik dalam lapangan teologi Islam. Di masa Rasulullah ajaran tentang aqidah tidak ada yang dipermasalahkan, pada masa Khulafa' Rasyidin secara umum tidak berubah, seperti pada masa Rasulullah, hanya pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, akibat perselisihan soal politik, muncullah masalah hokum pelaku dosa besar. Menurut Khawarij mereka adalah Kafir, menurut Murji'ah mereka Mu'min dan menurut kaum Ahl Sunnah Wal Jamaah mereka Fasiq. Dan pada masa pemerintahan bani Umayyah muncul permasalahan perbuatan manusia yang diusung oleh mazhab Qadariyyah dan Jabariyyah. Para ulama Teologis secara garis besar terbagi menjadi tiga pendapat, pendapat pertama mengatakan bahwa, manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya, manusia berbuat dalam keterpaksaan, pendapat yang demikian adalah pendapat kaum Jabariyyah. Pendapat kedua, mengatakan bahwa manusia mempunyai kemerdekaan untuk menentukan jalan hidupnya, pendapat ini adalah pendapat kaum Qadariyyah, dan pendapat yang ketiga adalah pendapat antara dua pendapat sebelumnya, yang mengatakan bahwa ada peran manusia dalam mewujudkan perbuatannya sehingga dengan adanya peran manusia tersebut manusia berhak menerima balasan di akherat, yang sesuai dengan sunnatullah, tetapi hal tersebut tidak lepas dari kekuasaan Allah dan kemauanNya, ini adalah kaum W asth, atau pendapat ahl sunnah wal j amaah. Skripsi ini bertujuan ingin mengetahui Posisi Thabathaba'i dalam permasalahan perbuatan manusia dengan mempelajari pendapat-pendapatnya dalam buku tafsirnya, Al­Mizan fi Tafsiiril Qur'an. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis dengan memaparkan pendapat-pendapat Thabathabai dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dirasa cenderung kepada faharn Qadariyyah atau Jabariyyah, lalu mendiskusikannya dengan pendapat ahli tafsir lain dari Ahl-Sunnah seperti Ibnu Katsir dan Shobuni. Dalam kajian ini ditemukan bahwa posisi Thabathaba'i dalam permasalahan perbuatan manusia, banyak kembali kepada faham Qadariyyah, yaitu bahwa manusia memiliki peran dalam menentukan. perbuatannya, hanya saja di beberapa ayat terdapat faham Jabariyyah, dan di lain ayat terdapat faham Wasth, tetapi penulis tetap yakin bahwasanya Thabathaba'i lebih cenderung kepada faham Qadariyyah, walaupun di beberapa ayat terdapat faham yang lain yang bertentangan dengannya. Karena persoalan ini menarik dan penting untuk dikaji, maka peneliti berharap agar peneliti yang akan datang dapat meneliti hal ini lebih mendalam dari berbagai segi.

View more statistics

View Item