Hasanudin, Dicky (2020) Hubungan Antar Agama Menurut Hamka (Studi Deskriptif Analisis). S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.
FILE TEXT (COVER)
1 COVER.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (129kB) |
|
FILE TEXT (ABSTRAK)
2 ABSTRAK.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (206kB) |
|
FILE TEXT
3 DAFTAR ISI.pdf Download (98kB) |
|
FILE TEXT (DAFTAR ISI)
3 DAFTAR ISI.pdf - Published Version License Creative Commons Attribution. Download (98kB) |
|
FILE TEXT (BAB 1)
4 BAB 1.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (197kB) |
|
FILE TEXT (BAB 2)
5 BAB 2.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (258kB) |
|
FILE TEXT (BAB 3)
6 BAB 3.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (325kB) |
|
FILE TEXT (BAB 4)
7 BAB 4.pdf Exclusive to Repository staff only License Creative Commons Attribution. Download (126kB) |
|
FILE TEXT (REFRENSI)
8 REF.pdf Exclusive to Repository staff only Download (200kB) |
Abstract
Islam tidak menghalangi pemeluknya bersosialisasi dengan wajar kepada umat lain. Dilihat dari sikap Rasulullah SAW yang senantiasa memberi contoh perilaku santun dan memuliakan orang lain, bahkan kepada non-muslim. Namun sayangnya dewasa ini terdapat beberapa pelanggaran dalam hubungan sosial antar agama seperti gerakan misonaris kristenisasi di Ambon dan Manado berupaya dengan segala cara agar umat Islam berpindah kepada Kristen, Hamka menyatakan bahwa seorang muslimin tidaklah takut agamanya akan terdesak, mereka waspada bukan karena kelemahan Iman, melainkan keteguhan Iman yang dimiliki. Kalau hati umat Islam tidak tergetar lagi melihat guru Injil berkedok jual kain masuk ke negeri mereka yang beradat dan beragama, kalau penduduk pulau banyak yang tidak waspada melihat masuknya orang Kristen dari pulau ke pulau lain dan mengambil alih.Dari hal diatas timbul beberapa pertanyaan bagaimana konsep hubungan antar agama dalam pandangan Hamka dan bagaimana Hamka merespon aliran-aliran sesat yang menjadi tantangan umat islam dulu dan sekarang. Dari paparan tersebut, tujuan penelitian masalah ini adalah mengetahui hakikat konsep hubungan antar agama menurut Hamka, lantas untuk sampai pada hasil penulisan, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library-research), Adapun metode yang digunakan untuk memenuhi pemahaman tentang hubungan antar Agama menurut Hamka ialah metode deskriptif dan metode analisis. Secara umum penulis menemukan hasil penelitian sebagai berikut; menurut Hamka asal mula beragama dinamai Fitrah dan Akhir perjalanan dinamai Islam. Seluruh manusia adalah satu keluarga dan fitrah manusia senantiasa mencari hubungan dengan Yang Maha Agung yang menjadikan ikatan antara satu dengan lainya sehingga sampai pada penyerahan diri atau“Islam”. Agama yang benar tidak lain ialah yang mengajarkan Tauhidullah. Tauhid adalah ajaran yang sangat besar pengaruhnya menggembleng jiwa sehingga kuat teguh. Hubungan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan; saling tenggang rasa, menghargai, toleransi antar umat beragama, tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Prinsip toleransi agama yang diajarkan oleh Buya Hamka adalah sejalan dengan Qs.60:7-8, bahwa umat islam tidak dilarang untuk hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Hamka menafsirkan Pancasila dalam sila pertama sebagaimana ajaran Islam tentang Allah, yaitu Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Kewajiban yang paling utama dalam masyarakat ialah menghormati orang lain dalam segi kehidupan, kemerdekaan, pribadi, kepercayaan dan juga hak milik. Respon Hamka terhadap aliran sesat: paham Sinkretisme adalah ajaran merusak Agama, karena mencocokan agama sesuai selera masyarakat setempat. Menurut Hamka yang paling mencolok dari Ahmadiyah yakni penolakan akan ajaran Jihad. Komunisme adalah ideologi berkaitan dengan paham ekonomi, pada prakteknya bergandengan dengan ateisme, Hamka merujuknya sebagai bahaya komunis-atheis. Hamka membuat kesimpulan tegas bahwa gerakan-gerakan kebatinan bukanlah Agama. Sebuah aliran akan disebut lebih sesat ketika ia masih berinduk dan mengaku pada sebuah agama kemudian melencengkannya dibanding dengan sebuah aliran yang berdiri sendiri dan tidak berinduk ke sebuah Agama. Dari kesimpulan yang telah penulis sampaikan di atas, telah jelas bagaimana Hamka memberikan konsep hubungan antar Agama dan responya terhadap aliran sesat. Demikian penelitian ini kami sampaikan, masih terdapat kekurangan dan semoga dapat dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 200 – Agama > 200 - Agama > 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | amalul fahrul handika |
Date Deposited: | 10 Sep 2024 03:44 |
Last Modified: | 10 Sep 2024 03:44 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/3308 |
Actions (login required)
View Item |