Thesis
Published
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MONETER DALAM SISTEM KEUANGAN GANDA DI INDONESIA (Jalur Suku Bunga-Bagi Hasil) Periode 2011-2016
Abstract
Seiring dengan pesatnya perkembangan industri perbankan syariah dua dekade terakhir,
institusi keuangan Islam turut mempunyai andil yang besar dalam mengembangkan,
mengalokasikan, dan memobilisasi sumber daya. Perkembangan yang baik ini merupakan sinyal
yang efektif bagi arah kebijakan moneter. Sejalan dengan hal tersebut, dual banking system yang
telah berjalan sejak 1997 semakin diperkuat dengan UU No. 4 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
Hal ini menunjukkan dukungan penuh para stakeholder untuk mengembangkan sistem moneter
Islam lebih luas. Adanya dual banking system ini juga mengindikasikan jalur alternatif yang bebas
bunga. Sebagai sistem yang baru, hal ini menjadi tantangan bagi otoritas moneter untuk
mengembangkan sistem moneter Islam demi tercapainya tujuan efektivitas dan stabilitas
makroekonomi yang maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas transmisi kebijakan moneter, baik
pada konsep konvensional maupun pada konsep Islam dalam mentransmisikan sinyal kebijakan
moneter ke sektor riil dan tingkat harga sebagai sasaran akhir kebijakan moneter.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder bulanan institusi
resmi negara Indonesia khususnya Bank Indonesia, BPS, dan OJK dari periode 2011-2016.
Efektivitas transmisi akan dianalisis menggunakan Vector Error Correction Model (VECM)
dengan berbagai uji pra estimasi seperti, uji stasioneritas, uji panjang lag, uji stabilitas VAR, dan
uji kointegrasi. Hasilnya, akan dideskripsikan dengan alat analisis Impulse Resonse Function (IRF)
dan Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya kointegrasi jangka panjang pada
variabel konvensional terhadap IPI namun berkointegrasi terhadap IHK. Sedangkan, variabel Islam
memiliki kointegrasi jangka panjang terhadap IPI dan juga IHK. Hasil IRF dan FEVD
menunjukkan bahwa sistem keuangan konvensional yang berbasis bunga dapat memacu
pertumbuhan ekonomi namun juga menaikkan laju inflasi. Begitu juga yang ditunjukkan oleh
sistem keuangan Islam yang walaupun dapat memacu pertumbuhan ekonomi namun tetap
menaikkan tingkat inflasi. Hasil menunjukkan bahwa variabel Islam (IFIN) mempunyai kontribusi
lebih besar (8.33%) untuk memacu pertumbuhan ekonomi dari pada variabel konvensional (SBI)
yang hanya memberikan kontribusi sebesar (5.97%). Sedangkan, untuk model inflasi, variabel
konvensional (CDEP) mempengaruhi inflasi lebih besar (39.7%) dari pada variabel Islam (PUAS)
yang hanya berkontribusi sebesar 13.06% terhadap inflasi.
Berdasar hasil tersebut, Bank Indonesia diharapkan dapat membentuk stance tingkat
keuntungan bagi instrumen moneter Islam yang dikomposisikan dari aktivitas di sektor riil. Dengan
begitu, jalur transmisi Islam dapat mentransmisikan lebih efektif dalam mengontrol tingkat harga
ke titik serendah mungkin. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memakai jangka waktu
yang lebih lama untuk melihat pengaruh suku bunga acuan baru (BI 7 Days Reverse Repo Rate)
terhadap tingkat return di sistem keuangan Islam dan pengaruhnya terhadap tingkat pertumbuhan
dan laju inflasi.
Kata Kunci: Transmisi Kebijakan Moneter, Jalur Suku bunga-Bagi Hasil, Dual Monetary System
Publication Details
InstitutionUniversity of Darussalam Gontor
DepartmentFakultas Syariah
SubjectsK Law > K Law (General)
Item ID361
Deposited02 Nov 2020 08:46