Huda, Achmad Syaiful (2010) AVERROES' VIEW ON THE ETERNITY OF THE UNIVERSE. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Achmad Syaiful Huda - AFI - 2010) Achmad Syaiful Huda - AFI - 2010.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB)

Abstract

Bagaimanakah alam semesta ini muncul dan diciptakan? sebuah pertanyaan yang muncul di kalangan para ilmuwan semenjak zaman sebelum masehi, bahkan hingga zaman modern sekarang ini. Berbagai macam teori dimunculkan mencoba menguak dan menjelaskannya misalkan teori dentuman dahsyat dan teori keadaan tetap. Alam semesta tidak memiliki awal dan tidak pula memiliki ujung atau akhir, atau dengan kata lain alam semesta adalah kekal. Sebenarnya ide tentang kekekalan alam semesta sudah menjadi bahasan yang menarik dikalangan ahli filsafat abad pertengahan, misalkan; al- Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih dan Ibnu Rushd. Dan salah satu diskusi yang paling menarik adalah tentang kekekalam alam semesta antara Ibnu Rushd yang mewakili filosof berpaham rasionalis dengan Ghazali yang mewakili filosof berfaham ilmu kalam. Bahkan, pembahasan tentang ide kekekalan alam semesta diantara keduanya membutuhkan sepertiga bagian dari buku Ibnu Rushd; Tahäfut al-Tahafut. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis berusaha untuk mengungkap dan mengkaji pemikiran Ibe. Rushd tentang kekekalan alam semesta khususnya, disamping itu penulis juga akan membahas sekilas tentang sifat-sifat Allah dan mengetengahkan bukti-bukti yang digunakan Ibn Rusdi untuk menunjukkan keberadaan Allah. Untuk mengumpulkan data tentang obyek yang dibahas dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumenter. Kemudian penulis berusaha memaparkan dan menganalisa pokok- pokok pemikiran Ibnu Rushd dari data tersebut dengan menggunakan deskriptif-analisis-kritis. Setelah mengadakan penelitian, kirannya penulis dapat menyimpulkan beberapa poin penting: Menurut Ibnu Rushd bahwasannya Allah memiliki tujuh sifat utama (Allah maha; mengetahui, hidup, kuasa, berkehendak, mendengar, melihat dan berkemampuan berbicara) yang menggambarkan kekuasaan-Nya. Dengan sifat-sifat ini Allah mengatur dan mengawasi seluruh ciptaan-Nya dalam alam semesta raya. Keteraturan alam semesta raya dan segala isinya menunjukkan keberadaan Allah yang Maha Agung. Kemudian pertanyaan baru muncul, yakni berkaitan dengan bagaimana proses alam semesta ini muncul dan menjadi ada seperti yang kita lihat sekarang ini. Ada dua pendapat penting yang terbentuk ketika itu; (i) Alam semesta muncul dari ketiadaan (creatio ex nihilo), (ii) Alam semesta muncul dari materi yang sudah ada sebelumnya, dan dari materi awal itulah alam semesta ini terbentuk secara terus menerus hingga terbentuklah alam semesta. Para ahli filsafat yang beraliran rasionalis tidak mempercayai premis yang pertama, karena menurut mereka penciptaan dari tiada tidak masuk akal dan menerima premis yang kedua. Menurut Ibnu Rushd, perselisihan diantara mereka hanyalah merupakan persoalan dimana setiap golongan berfikir bahwa waktu itu sebenarnya lebih dekat menyerupai sesuatu yang diciptakan ataukah sesuatu yang kekal sejak dari dulunya. Dan menurut pendapatnya dalam kitab Fasl al-Maqäl; pada hakikatnya, waktu itu tidaklah benar-benar diciptakan atau bukan pula kekal sejak dari dulunya, karena sesuatu yang benar-benar kekal sejak dari dulunya tidak mempunyai sebab. Demikianlah kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini. Penulis mengakui bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahannya, pun masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya, yang hendak mengkaji pemikiran Ibnu Rushd khususnya tentang obyek yang berkaitan dengan penelitian ini, untuk mengkaji dengan lebih mendalam dengan membandingkannya dengan pemikiran para filosof lain.

View more statistics

View Item