Syehfuddien, Achmad (2000) محمد ناصر وفكرته في تجديد الفكر الإسلامي بإندونيسيا. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Achmad Syehfuddien - SAA - 2000) Achmad Syehfuddien - SAA - 2000.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (59MB)

Abstract

Dalam sejarah Islam, ada istilah yang dipakai untuk menyebut orang atau kelompok yang mengadakan usaha korektif terhadap pemahaman agama, yaitu "tajdid" sesuai dengan sabda Nabi SAW: إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها (رواه أبو داود) Artinya: "Sesungguhnya Allah akan membangkitkan orang yang melakukan tajdid agama ummat ini pada permulaan tiap abad" M.Natsir merupakan salah satu pemikir pembaharu Indonesia karena beliau berhasil dalam mengembangkan konsep-konsep Islam, baik dalam hal-hal sosial, kebudayaan, politik dan lain- lain. Uniknya pikirannya itu disampaikan dengan cara yang menarik sehingga tidak menimbulkan keraguan dan kegelisahan. Sebagai seorang tokoh agama ia sangat terampil dalam menuangkan ide dan gagasan-gagasan, disamping itu ia pun mampu menuangkan ide- idenya itu dalam karya nyata, salah satu karyanya ialah "MOSI INTEGRAL" yang diperjuangkannya dalam sidang konstituante, yang memungkinkan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan Republik Indonesia setelah terpecah belah menjadi 17 negara bagian, dengan demikian ia telah menjadi tokoh terkemuka dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang tidak bisa dianggap remeh usaha-usaha yang telah dilakukannya bagi generasi setelahnya. Berdasarkan pokok pikian diatas, risalah ini mencoba mengungkapkan pemikiran M.Natsir dalam mengadakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, sekaligus mengetahui peran serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mengadakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Dalam kajian literer ini, penulis menggunakan pendekatan historis dokumenter, guna mengetahui sejarah hidup tokoh ini serta pemikiran-pemikirannya. Penulis juga menggunakan methode deskriptif analitik kritik, guna memaparkan pemikiran M.Natsir lalu menganalisa tentang hubungan pemikirannya dengan para pembaharu lainnya dan sedikit berusaha mengadakan kritik bila dilihat perlu. Perbaikan dan pembaharuan pemikiran Islam yang dilakukan oleh M.Natsir di Indonesia mengacu pada dua hal: pertama, hubungan antara agama dan kemerdekaan berpikir. Kedua, hubungan antara agama dan bangsa. Mengenai hubungan antara agama dan kemerdekaan berpikir, Natsir mengajak agar dalam pelaksanaan agama haruslah mengingat tempat dan zamannya, dengan demikian ijtihad dan ijma para ulama zaman dahulu, senantiasa dapat diperbaharui ketika sosial-politik masyarakat berubah, hal ini dilakukan dalam rangka memfungsikan akal dan mendudukkannya pada tempatnya karena sesungguhnya agama datang tidak hanya memerdekakan akal namun juga datang untuk membangunkan akal, membangkitkan akal dan menggemarkan akal sebagai suatu nikmat ilahi yang maha indah dengan landasan yang telah ditentukan oleh Al-Quran dan Al-Hadits. Adapun mengenai hubungan antara agama dengan bangsa, Natsir berusaha menjelaskan bahwa Islam bersifat Universal, dan Al-Qur'an telah menetapkan ide-ide dasar untuk bermasyarakat dan bernegara, sehingga tidak ada permasalahan antara keduanya. Untuk mewujudkan pikirannya itu ia masuk dalam bidang pendidikan dan dakwah dimana ia membimbing kader-kader ummat agar menjadi ulama yang intelek, memiliki kecakapan dalam ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum modern serta mampu memberikan interpretasi terhadap ajaran-ajaran Islam hingga dapat diterima akal sehat kapan dan dimana saja. Sesungguhnya risalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dan kemampuan penulis, dan penulis berharap kajian yang sederhana ini bermanfaat untuk masa- masa yang akan datang dan muncul generasi-generasi yang handal yang mampu berkomunikasi dengan zaman tanpa harus meninggalkan nilai-nilai Islam.

View more statistics

View Item