Ibadurrahman, Ibadurrahman (2015) الأقلية غير الإسلامية في أتشيه في ظل القانون الجنائي الإسلامي أتشيه رقم ٦ سنة ٢٠١٤. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Ibadurrahman - PM - 2015) Ibadurrahman - PM - 2015.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB)

Abstract

Qanun jinayat Aceh adalah peraturan daerah di Aceh tentang hukum pidana pelaksanaan syariat Islam. Qanun jinayat adalah penyempurnaan aturan pelaksanaan syariat Islam di Aceh karena 4 qanun yang sudah diterapkan saat ini dianggap masih banyak kekurangan. Keempat qanun yang sudah berlaku sejak tahun 2001 lalu hanya mengatur mengenai syiar Islam, khamar (minum-minuman beralkohol), maisir (perjudian), dan khalwat (ketika pasangan non-muhrim atau yang belum menikah berada di tempat tertutup atau sunyi). Qanun jinayat yang baru disahkan ini menambah beberapa tindak pidana lain yang sebelumnya belum teregulasi seperti zina, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan hubungan seksual sesama jenis. Qanun atau peraturan daerah tentang hukum jinayat (pidana) berlaku bagi setiap orang, termasuk non-muslim yang melakukan perbuatan "Jarimah" (dilarang syariat Islam) di Provinsi Aceh yang tidak diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana terungkap bahwa ketentuan qanun hukum jinayat berlaku bagi non-muslim tercantum pada Pasal 5 ayat (c). Dengan demikian, bagi warga non-muslim yang melakukan pelanggaran syariat Islam yang diatur dalam qanun jinayat, maka akan mendapat hukuman sesuai yang diatur dalam peraturan tersebut. Oleh sebab itu, para aktivis HAM maupun aktivis-aktivis dari berbagai kalangan memprotes isi qanun tersebut karena dinilai akan melanggar hak, kebebasan dan perlindungan terhadap warga Aceh yang non muslim yang bisa berakibat terjadinya konflik antar umat beragama di Aceh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian literatur yaitu sebuah penelitian yang menggunakan Teks Qanun Aceh No.6 tahun 2014 tentang Hukum jinayat sebagai sumber primer, buku-buku yang berkaitan dan membahas tentang Qanun Jinayah Aceh juga dari internet, majalah, dan berbagai artikel yang berkaitan sebagai sumber sekunder yang dirangkum dalam bab dua. Selain itu, guna mengkaji dan membahas penerapan qanun jinayat di Aceh, penulis melanjutkan analisisnya dengan teknik analisis deskripsi isi (descriptive content analysis method) Agar analisis yang disampaikan lebih mendalam di bab tiga, dan hasil dari keseluruhan data-data beserta pembahasan tentang Non Muslim dalam qanun jinayat Aceh pada bab empat. Akhirnya penulis sampai pada kesimpulan bahwasanya sejak zaman kenabian dilanjutkan khulafaur rasyidin lalu khilafah islamiyah sampai penerapan syariat Islam di Aceh, orang-orang non-muslim hidup berdampingan dengan orang-orang muslim dalam kerukunan dan kedamaian, tidak ada gangguan dan tak ada konflik antar agama dalam penerapan syariat Islam terhadap non-muslim. Syariat Islam hanya diberlakukan pada orang-orang muslim, orang-orang non-muslim hanya diharapkan menghormati syariat Islam tersebut. Hanya saja segala perbuatan yang melanggar hukum syariat Islam yang diberlakukan terhadap non muslim hanyalah yang tidak diatur dalam KUHP, dan dengan inisiatifnya sendiri memilih untuk diadili menurut qanun ini, maka hal itu diberlakukan pada mereka hukum Islam di mahkamah syar'iyyah. Akhirnya penulis menyadari bahwa kajian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Penulis berharap agar kajian ini bisa menjadi pemikiran serta bermanfaat dan lebih sempurna lagi pada masa yang akan datang.

View more statistics

View Item