Istoqomah, Nur (2011) جريمة شبكة الإنترنت وعقوبتها في القانون الإندونيسي رقم ١١ سنة ۲۰۰۸ في نظر الفقه الجنائي الإسلامي (دراسة نقدية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Nur Istiqomah-PM-2011) Nur Istiqomah - PM - 2011.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB)

Abstract

28.3.1.7106 Internet adalah salah satu dari hasil perkembangan informasi dan telekomunikasi elektronika. Perkembangan internet mengakibatkan pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi kehidupan manusia. Pengaruh positif dari internet sangat besar salah satunya internet memudahkan berjuta-juta pemakainya berhubungan satu sama lain di seluruh dunia dengan mudah. Dan pengaruh negatif dari adanya internet adalah munculnya kejahatan-kejahatan baru yang berupa penuduhan berzina, pencurian, pencemaran nama baik, terorisme, pornografi, perjudian. Dan kejahatan ini dikenal dengan Kejahatan Dunia Mayantara atau Cyber Crime. Untuk menangani kejahatan-kejahatan tersebut Indonesia membutuhkan Undang-Undang yang sesuai dengan kejahatan tersebut, karena Undang-Undang yang sudah ada tidak sesuai. Maka ditetapkanlah Undang-Undang baru Indonesia tentang Informasi dan Telekomunikasi Elektronika yang dikenal dengan Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008. Dengan adanya Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008, penulis ingin mengetahui apakah pandangan Fiqh Jinayah tentang Undang-Undang tersebut. Dan penulis membatasi pembahasannya pada hukuman bagi pelaku Cyber Crime dalam Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 menurut pandangan Fiqh Jinayah. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian literature yang mana penulis menggunakan buku-buku yang bersangkutan dengan judul. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam meneliti adalah menggunakan metode pendekataan normative untuk mengetahui cyber crime dalam Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 menurut pandanagan Fiqih Jinayah. Dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakan metode observasi dan dokumenter, dan dalam menganalisis, penulis menggunakan metode deduktif dan induktif yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis kritis. Maka dengan metode tersebut dapat disimpulkan bahwa hukuman bagi pelaku Cyber Crime dalam Undang-Undang RI. No. 11 Tahun 2008 adalah denda dan penjara.. Sedangkan menurut Fiqh Jinayah hukuman bagi Cyber Crime dapat digolongkan dalam hukuman hudud dan ta'zir. Dan dilihat dari sisi hukuman, hukuman dalam Fiqh Jinayah lebih baik karena akan membuat orang jera dan akan merasa takut untuk melakukan kejahatan atau mengulang suatu kejahatan karena hukuman dalam Islam tidak hanya hukuman jasmani saja yang ada di dunia tetapi ada pula hukuman di akhirat yang mana hukuman tersebut berhubungan langsung dengan Allah SWT. Sedangkan penetapan hukuman dalam Undang-undang tersebut yang berupa penjara dan denda kurang cocok dengan tujuan dari hukuman itu sendiri, sehingga para pelaku kejahatan sering kali mencoba kejahatan lain atau mengulangi kejahatan yang sama. Tetapi penetapan Undang-Undang ini tidak bertentangan dengan Fiqh Jinayah Islam karena Islam mmembolehkan para pemimpin untuk membuat peraturan atau Undang-Undang baru jika kejahatan tersebut tidak ada dalam Al-Qur'an dan Hadist dan selama Undang-Undang tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dan akhirnya dari kajian yang sangat sederhana ini, penulis sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan analisa, kritik dan saran dari kelemahan - kelemahan pada sisi ilmiah, itu semua karena keterbatasan penulis. Dan diharap kepada penegak hukum di Indonesia untuk lebih teliti dan ketat dalam penentuan hukuman bagi para pelaku Cyber Crime. Dan kepada seluruh pengguna Internet untuk menggunakan internet untuk kegiatan yang positif dan tidak menggunakannya untuk kegiatan negatif.

View more statistics

View Item