Royi, Irfan Abdu (2012) نفقة المعتدة فى القانون المدني الإندونيسي والشريعة الإسلامية (دراسة المقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Irvan Abdu Royi - PM - 2012)
irvan Abdu Royi - PM - 2012.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (5MB) |
Abstract
Salah satu tujuan manusia menikah adalah untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah. Namun kenyataan yang terjadi tidak seperti yang diharapkan bila perkawinan putus di tengah jalan atau mengalami perceraian atau meninggalnya suaminya. Wanita yang dicerai dalam Syari'at Islam disebut dengan Mu'taddah. Ada beberapa ketentuan Syari'at Islam dan Hukum Perdata yang mengatur bagaimana adab seorang wanita serta hak dan kewajiban suami dan istri dalam masa 'iddah, akan tetapi kebanyakan orang Muslim tidak mengetahuinya, banyak dari mantan suami dan istri dalam masa 'iddah yang berbuat tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Perdata dan Syari'at Islam, hukum tersebut seakan-akan hilang ditelan zaman. Dalam membahas permasalahan tersebut, penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketentuan nafkah 'iddah menurut Hukum Perdata Indonesia (BW) dan Syari'at Islam, serta segi-segi persamaan dan perbedaan masing-masing. Penulis dalam pembahasan literatur ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yang menjelaskan tentang hak-hak wanita khususnya dalam masa 'iddah menurut Hukum Perdata Indonesia (BW) dan Syari'at Islam, yaitu dengan metode documenter dalam hal teknik pengumpulan data. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan metode deduktif untuk menganalisa berbagai pasal-pasal Hukum Perdata Indonesia (BW) serta pendapat para ulama yang berasaskan Al-Qur'an dan Hadist tentang nafkah 'iddah, kemudian disimpulkan dengan metode induktif untuk memperoleh hasil penelitian. Dalam membahas penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa nafkah dalam Hukum Perdata Indonesia (BW) adalah sesuatu yang bersifat lahir, berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal, semuanya menurut cara yang benar dan menurut kemampuan suami, Sedangkan menurut Syari'at Islam nafkah adalah segala sesuatu yang di usahakan manusia dari apa-apa yang dibutuhkanya berupa makanan dan minuman atau selainnya. Di samping itu peneliti mendapatkan beberapa persamaan tentang masa 'iddah bagi mantan istri yang di tinggal mati mantan suaminya menurut Hukum Perdata Indonesia (BW) dan Syari'at Islam yaitu masa tunggunya 130 hari. Sedangkan perbedaan antara keduanya adalah istri yang telah dicerai menurut Hukum Perdata Indonesia semuanya berhak menerima nafkah 'iddah, tetapi menurut Syari'at Islam bahwasanya nafkah 'iddah hanya. diperuntukkan bagi mantan istri yang dicerai bukan disebabkan karena melanggar syari'at. Demikianlah kesimpulan yang dicapai oleh penulis, maka diharapkan kepada para pembaca dan peneliti selanjutnya untuk dapat menyempurnakan penelitian ini, dan semoga penelitian ini bermanfaat. Hanya dari Allah-lah taufiq serta hidayah, Amin.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Nur Insani |
Date Deposited: | 31 Oct 2024 04:12 |
Last Modified: | 31 Oct 2024 04:12 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/3990 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |