Nugraha MT, Asep Slamet (2005) العلم عند يوسف القرضاوى. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Asep Slamet Nugraha MT - SAA - 2005)
Asep Slamet Nugraha MT - SAA - 2005.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB) |
Abstract
Ilmu merupakan salah satu nilai luhur yang dibawa Islam dan yang diatasnya Islam membangun kehidupan manusia baik kehidupan moril maupun materiil, duniawi maupun ukhrowi. Islam menjadikannya sebagai jalan menuju keimanan dan yang memotivasi bekerja (amal). Ilmu ini pula yang menampakan faktor pertama membuat, manusia diberi amanah sebagai khalifah dimuka bumi ini. Semakin banyak ilmunya semakin besar pula takutnya kepada Allah, dan sebaliknya jika sedikit ilmu yang didapatkan sedikit pula kadar ketakutannya kepada Allah. Maka takutnya seseorang kepada Allah merupakan ukuran keilmuan atau pengetahuan yang ia miliki. Namun, apa yang terjadi pada masa saat ini? Bukankah banyak dikalangan yang berilmu tinggi tidak takut kepada Allah SWT, bahkan mereka tidak beriman dan tidak menyembah-Nya, seakan-akan mereka tidak tahu siapa yang telah memberikan ilmu dan dari mana mereka mendapatkannya. Dan dalam hal ini Syaikh Dr.Yusuf Al-Qardhawi yang merupakan pemikir Islam memberikan pengertian tentang ilmu dengan jelas. Seperti yang kita ketahui bahwasannya Yusuf Al-Qardhawi adalah tokoh pemikir gerakan Islam Al-Ikhwan Al-Muslimun yang berpegang kepada al-Quran dan al-Hadits. Atas dasar diatas, maka pembahas ingin mencoba untuk mengungkap tentang kepribadian Yusuf Al-Qardhawi dan pandangan beliau tentang ilmu yang haqiqi. Dalam melaksanakan kajian ini pembahas menggunakan methode Deskriptif guna mengumpulkan data tentang riwayat hidup, karya-karyanya juga mengumpulkan pendapat beliau tentang ilmu. Kemudian pembahas juga menggunakan methode Analysis yang berguna untuk menganalisa atau memberikan kesimpulan dari pemikirannya. Dari kajian yang sangat sederhana ini diketahui bahwa ilmu yang benar menurut Yusuf Al-Qardhawi adalah yang menunjukan kepada iman, dan iman yang benar adalah yang meluaskan arena untuk ilmu. Dan ilmu yang haqiqi pula adalah yang menyinari hati pemiliknya, dan balasannya akan menjelma di depan kedua matanya, maka yang jauh akan menjadi dekat dan yang tidak ada menjadi ada serta yang lambat menjadi cepat. Maka ketetapan hatinya akan menjadi kuat terhadap kebajikan dan ketakwaan dan melemahkan hasratnya dalam kefasikan dan kedosaan. Yusuf Al-Qardhawi juga memandang bahwasanya manusia sangat perlu terhadap ilmu agama, karena ilmu itu menjaga ilmu materi dari penyelewengan dan mengantisipasinya dari permusuhan. Terakhir, penulis sangat sadar atas sekian banyak kekurangan dan keterbatasan kajian ini tertutama dalam pemikiran Yusuf Al-Qardhawi tentang ilmu. Oleh karena itu, peneliti berharap adanya peneliti lanjutan yang membahas permasalahan tersebut serta melengkapi kekurangan-kekurangannya, sehingga mematangkannya dengan penambahannya dari pembelajaran dan diskusi. Dan semoga kajian yang sedikit ini bermanfa'at bagi kita dan dapat membuka pintu pemikiran bagi siapa saja yang hendak memperdalam dan memperluasnya serta menambahkannya supaya berkembang atau mungkin dimulai dengan berbagaimacam catatan-catatan yang sekiranya bermanfaat. Maka tiada kesombonganlah dalam berilmu, dan diatas yang memiliki ilmu ada Yang Mahamengetahui. Dan segala puji bagi Allah.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | Enjllina Vita |
Date Deposited: | 02 Nov 2024 02:32 |
Last Modified: | 02 Nov 2024 02:32 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4076 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |