Rosyid, Rahmat Abdu (2011) التأثير الإسلامي في احتفالات شوروان الشعبية السنوية في فونوروكو عام ١٤٣٢ بحث علمي. S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.
FILE TEXT (Rahmat Abdu Rosyid - SAA - 2011)
Rahmat Abdu Rosyid - SAA - 2011.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (117MB) |
Abstract
Ponorogo sebagai salah satu kota yang ikut memperkenalkan Indonesia sebagai surganya pemeluk agama Islam, dan dengan julukannya sebagai kota santri juga masih banyak dikelilingi oleh kegiatan/prosesi yang masih menjunjung tinggi tradisi nenek moyang. Itu karena kota ini berusaha bereksistensi di antara dua porsi yang unik antara posisinya sebagai kota Reyog atau kota wisata/seni dan posisinya sebagai kota santri. Salah satu tradisi kuno yang hingga saat ini masih eksis bagi masyarakat Ponorogo adalah Prosesi Grebeg Suro yang dilaksanakan setiap tahun malam satu suro. Ponorogo berusaha menunjukkan hasrat seni dan budaya lewat rentetan acara yang bertemakan budaya Jawa namun tidak melupakan hasrat lainnya yang bernafaskan Islami. Pada prosesi Grebeg Suro ini peneliti mengambil enam agenda utama di dalamnya, yaitu ziarah makam Bathara Kathong, kirab pusaka, penyucian pusaka, larung sesaji, tumpengan dan lek- lekan satu suro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh agama Islam yang terdapat pada prosesi Grebeg Suro Ponorogo 1432 H. Peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data di penelitian kualitaitif ini, untuk kemudian dideskripsikan apa adanya sesuai dengan fakta yang telah diperoleh dari studi kasus di lapangan. Dengan penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa prosesi Grebeg Suro murni kegiatan kepariwisataan dengan wajah ritual kebudayaan Jawa yang telah dimasuki ajaran agama Islam pada setiap kegiatan yang ada, terutama enam agenda utama. Pengaruh Islam pada enam kegiatan utama tersebut antara lain setiap kegiatan tersebut diawali dengan basmalah, pembacaan al-Fatihah, surat-surat pendek, tahlil, tasbih, tahmid, takbir, do'a-do'a yang ma'tsur, diakhiri dengan hamdalah, memakai pakaian yang Islami, dan dipimpin oleh 'alim ulama. Satu-satunya yang memang anjuran agama adalah ziarah makam, namun tentunya yang sesuai dengan tuntunan agama, selain itu semuanya berasal dari ajaran Hindu dan Budha terdahulu. Yang paling sedikit pengaruh kelslamannya adalah prosesi kirab pusaka dan penyucian pusaka, para peserta pun banyak yang mengenakan pakaian Jawa. Dengan penelitian ini pula dapat diketahui mana yang ajaran Jawa dan mana yang ajaran Islam sesungguhnya yang selama ini menjadi polemik pada kehidupan masyarakat. Demikianlah kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yang tentunya dalam proses dan pelaksanaanya masih banyak kekurangan dan kekhilafan sehingga membutuhkan banyak koreksian dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengharap, semoga penelitian yang selanjutnya mampu untuk menelaah kenyataan pada ritual masyarakat Ponorogo ini secara jelas dan gamblang dari sudut yang berbeda. Allahumma amin...
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 200 – Agama > 200 - Agama > 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | Thoba Qolby |
Date Deposited: | 02 Nov 2024 02:43 |
Last Modified: | 02 Nov 2024 02:43 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4080 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |