Hidayat, Kusuma Satria (2006) تعاليم ويتو تيلو عند الشريعة الإسلامية (دراسة نقدية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Kusuma Satria Hidayat - PM - 2006) Kusuma Satria Hidayat - PM - 2006.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB)

Abstract

Sesungguhnya nikmat Allah yang paling besar yang yang diberikan kepada manusia adalah nikmat hidayah. Karena dengan hidayah manusia mendapatkan petunjuk dari kezhaliman dan diajarkan ilmu pengetahuan dari kebodohannya. Maka, sudah menjadi kewajiban manusia untuk beriman kepada Allah dengan mengesakanNya bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi serta apa yang terkandung didalamnya. Beriman kepada Allah tidak hanya dengan pengucapan di lisan, tidak juga cukup dengan perbuatan dan tidak juga cukup dengan pengetahuan tentang hakekat iman yang sebenarnya. Namun iman kepada Allah harus delaksanakan dengan sempurna yang diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Banyak kaum yang mengerti tentang hakekat iman tetapi mereka belum beriman dengan sepenuhnya, seperti yang dibahas oleh penulis tentang ajaran Wetu Telu menurut Syari'at Islam yang terjadi di daerah Lombok. Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui ajaran-ajaran pokok Wetu Telu dan pandangan Syari'at Islam terhadap ajaran-ajaran pokok Wetu Telu. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan studi kritis untuk mengetahui pandangan Syari'at Islam terjadap ajaran Wetu Telu. Studi ini menggunakan pendekatan sosio-historis untuk mengetahui sejarah, asal mula, perkembangan, ajaran dan pengaruh Wetu Telu dalam kehidupan masyarakat Lombok. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi dan dokumenter yang kemudian dikaji dengan metode deduktif untuk menggambarkan ajaran-ajaran Wetu Telu; metode induktif untuk menjelaskan pandangan Syari'at Islam terhadap ajaran Wetu Telu; metode analisis isi digunakan untuk menganalisa ajaran Wetu Telu di tinjau dari Syari'at Islam. Wetu Telu adalah sebuah aliran keagamaan dan disebut juga Islam Wetu Telu yang berkembang di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Penganutnya ditujukan pada orang yang belum bisa menerima Ajaran Islam secara utuh, karena mereka mencampur Syari'at dengan Adat dan berpegang teguh pada keyakinan anismisme dan dinamisme serta kekuatan roh-roh nenek moyang. Sehingga tidak ada batasan yang jelas antara adat dan agama dalam ajaran mereka. Dalam pengambilan hukum, penganut Wetu Telu lebih mengutamakan adat dan mendalami lontar-lontar dari pada al-Qur'an dan as-Sunnah dan mengikuti ajaran tarekat yang tidak benar serta menolak pembaharuan. Wetu Telu mewajibkan pengikutnya mengerjakan tiga rukun dari lima rukan Islam, yaitu: Syahadat, Shalat dan Puasa yang mana hanya dilakukan oleh kyai atau petinggi adat saja. Sedangkan Zakat dan Haji tidak ada dalam ajaran mereka, sekalipun pada kenyataannya masih ada dari pengikut Wetu Telu yang membayarkan Zakat dan menunaikan Haji. Ajaran Wetu Telu ini sangat bertentangan dengan Syari'at Islam. Karna telah menyekutukan Allah. Sedangkan dalam Islam diajarkan bahwa tidak seorangpun yang boleh menyekutukan Allah pencipta alam semesta beserta isinya. Ajaran Wetu Telu yang mengakui tiga rukun dari lima rukun Islam yang ada tentunya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dalam haditsnya; bahwasanya Islam itu didirikan atas lima perkara, yaitu, Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa dan berhaji ke Baitullah bagi siapa saja yang mampu melaksanakannya. Inilah lima rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim dan muslimah. Penelitan ini masih jauh dari apa yang diharapkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam masalah ini, guna memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang pandangan Syari'at Islam terhadap ajaran Wetu Telu.

View more statistics

View Item