Afifudin, Ayi (2013) أساليب دعوة موسى عليه السلام إلى فرعون في القرآن الكريم والعهد القديم. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Ayi Afifuddin - SAA - 2013) Ayi Afifuddin - SAA - 2013.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (82MB)

Abstract

Musa 'alaihisalam adalah seorang nabi, yang diturunkan kepadanya kitab Taurat yang mana di dalamnya terdapat syariat-syariat yang harus dipatuhi oleh bangsa Israel, akan tetapi kitab Taurat sekarang sudah menyimpang dari kebenaran, karena bangsa Yahudi telah menyimpangkannya dan merubahnya dengan sebutan Perjanjian Lama. Nabi Musa, A.S. diperintahkan untuk menghadap Fir'aun raja mesir ketika itu, karena ia telah melampaui batas, ia telah menindas, dan memperbudak bangsa Israel dengan mempekerjakan mereka dengan pekerjaan yang sangat berat di malam dan siang hari. Disaat nabi Musa menghadap Fir'aun, ia pergi untuk menghadap Allah dan meminta kepada-Nya supaya menjadikan kakaknya (Harun, A.S.) sebagai pendampingnya dalam menghadapi kekejaman Fir'aun. Dan lantas, Allah menjawab permintaannya dan menjadikan Harun sebagai pendampingnya di dalam berdakwah kepada Fir'aun, dan memerintahkan keduanya untuk menghadap Fir'aun. Dari uraian diatas, peneliti bermaksud untuk membahas tentang strategi dakwah yang digunakan Musa, AS. kepada Fir'aun di dalam al-Qur'an dan Perjanjian Lama. Yang pembahasannya terdiri dari tujuan berdakwah dalam al-qur'an dan Perjanjian Lama, dan beberapa strategi yang digunakan oleh Musa, A.S. dalam menghadapi Fir'aun dalam al-Qur'an dan Perjanjian Lama. Dalam pembahasannya, peneliti menggunakan pendakatan tafsir, guna memperoleh pengetahuan tentang tujuan dari dakwah Musa, A.S. kepada Fir'aun dan strategi dakwah yang digunakan untuk menghadapi kekejaman Fir'aun di dalam al-Qur'an dan Perjanjian Lama, kemudian menggunakan metode komparatif untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara al-Qur'an dan Perjanjian Lama dalam strategi dakwah Musa, AS, terhadap Fir'aun. Dari hasil kajian ini, peneliti sampai pada kesimpulan utama bahwa tujuan dari dakwah nabi Musa, AS. kepada Fir'aun di dalam al-Qur'an adalah untuk memerangi kekejaman Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan, dan membebaskan bangsa Israel dari kedzaliman yang diperbuat oleh Fir'aun. Dan di dalam Perjanjian Lama, adalah berdakwah mengajak beribadah kepada Allah dan mengesakan-Nya. Dan strategi yang digunakan Musa, AS. dalam berdakwah di dalam al-Qur'an, yaitu metode targhib dan tarhib, metode mau'idzoh hasanah, metode diskusi, metode ceramah, dan metode tantangan. Dan di dalam Perjanjian Lama, adalah metode diskusi dan metode tantangan. Dan setelah pembahasan yang mendalam, peneliti dapat mengutarakan tentang persamaan dan perbedaan di dalam al-Qur'an dan Perjanjian Lama dalam tujuan dan strategi dakwah Musa, A.S. kepada Fir'aun. Dan tujuan diantara al-Qur'an dan Perjanjian Lama dari segi persamaan yaitu membebaskan bangsa Israel dari kedzaliman yang diperbuat oleh Fir'aun. Dan dari segi perbedaan, tujuan dakwah Musa, A.S. di dalam al-Qur'an adalah memerangi kekejaman Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan. Dan di dalam Perjanjian Lama, berdakwah mengajak beribadah kepada Allah dan mengesakan-Nya. Sedangkan strategi dakwah Musa, A.S. dari segi persamaan yaitu: metode diskusi dan metode ancaman, dan dari segi perbedaan, yaitu: metode metode targhib dan tarhib, metode mau 'idzoh hasanah dan metode ceramah, dan beberapa metode ini ada di dalam al-Qur'an, dan tidak ada di dalam Perjanjian Lama. Akhirnya dari kajian yang sederhana ini, peneliti sadar bahwasanya pembahasan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar dapat memaparkan lebih dalam lagi tentang dakwah Musa, A.S. kepada Fir'aun, khususnya dalam strategi dakwahnya di dalam al-Qur'an dan Perjanjian lama, dari sudut yang berbeda sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

View more statistics

View Item