Thesis Published

تطبيق سد الذرائع في منع اكتناز الرز

Harsyahyadi, Dhani
Abstract
Sesungguhnya bidang pertanian merupakan sarana produksi yang dianjurkan, dikarenakan bidang pertanian adalah suatu pekerjaan dan produksi tidak akan jalan kecuali dengan suatu pekerjaan. Islam menyeru serta menganjurkan adanya pertanian karena pertanian adalah sumber keamanan pangan yang pada gilirannya mencapai kemerdekaan ekonomi dan politik, dan terbukti zaman kita sekarang bahwa bangsa yang tidak memiliki pangan tidak memiliki kemerdekaan, di satu sisi juga terdapat larangan penimbunan beras yang dapat menyebabkan rusaknya perekonomian sehingga muncul bahaya dan kesulitan bagi kehidupan manusia hal ini dikarenakan kenaikkan harga yang menjadi penyebab terbesar yang berpotensi membahayakan produksi dan menjuru kedalam hal hal yang diharamkan dan mencegah apa yang menjadi kebutuhan manusia hal ini menjadi bentuk permisalan dari sifat keegoisan dan keserakahan serta kejahatan dalam pengumpulan harta dan mempermainkan pangan masyarakat. Berangkat dari pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membahas bahaya bahaya dari praktik penimbunan beras serta penerapan metode Saddudz Dzaro'i dalam masalah penimbunan beras ini. Penelitian ini merupakan kajian literatur dengan pendekatan normatif di mana banyak melandaskan pemahaman pada Alquran dan Hadist. Untuk pembahasan lebih mendalam dan mencapai tujuan, maka penulis berusaha mengumpulkan data data baik primer maupun sekunder. Setelah data terkumpul kemudian di analisa dengan metode induktif untuk mencapai pengetahuan tentang penerapan Saddudz Dzaro 'i dalam masalah penimbunan beras dan menggunakan analisa deskriptif dan analisa isi. Hasil dari analisa yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa Saddudz Dzaro'i adalah mencegah perbuatan yang sebelumnya mengandung kemashlahatan tetapi berakhir pada suatu kerusakan yaitu rusaknya tata perekonomian dengan naiknya harga beras yang tidak terkendali pada musim paceklik, selain itu juga terjadi inflasi dan sikap spekulasi pada harga beras dan gabah sehingga mengakibatkan berpindahnya praktik penyimpanan beras untuk konsumsi sendiri ke praktik penimbunan yang banyak menimbulkan bahaya. Dan dari hal hal tersebut upaya pencegahannya adalah wajib dilakukan. Di sisi lain terdapat praktik penyimpanan beras atau gabah sebagai upaya persiapan konsumsi pada bulan bulan paceklik, hal ini diperbolehkan karena melihat hal kemanfaatannya lebih besar dari bahayanya, hal ini banyak dilakukan oleh pemilik penggilingan padi sebagai antisipasi datangnya musim paceklik.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentPerbandingan Mazhab dan Hukum
Item ID4159
Deposited02 Nov 2024 06:50
Actions
Permalink
Statistics

Statistics Downloads of this Document

Downloads per month in the last year

View more statistics