Sumanti, Faridah (2008) نكاح المحلل عند الإمام الشافعي و الإمام أحمد بن حنبل (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Faridah Sumanti - PM - 2008)
Faridah Sumanti - PM - 2008.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
Nikah adalah sunah Allah dari sunah-sunah dalam penciptaan kehidupan, dan sunah untuk semua makhluk hidup, Allah menganjurkan nikah sebagai suatu pertalian yang suci antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri, yang mana hal ini untuk mencapai suatu kesejahteraan dan keharmonisan yang sesuai dengan kodrat manusia dalam kehidupan rumah tangga. Pernikahan adalah salah satu persoalan yang penting dan besar, karena menyangkut terpenuhnya tabiat dan hajat hidup manusia dan pembentukan rumah tangga karena lembaga ini merupakan benteng pertahanan bagi martabat manusia dan nilai-nilai akhlak yang luhur serta merupakan pusat bagi lahir dan tumbuhnya bani Adam, kelak mempunyai peranan besar dalam mewujudkan kedamaian dan kemakmuran bumi ini. Tetapi hal itu terjadi jika kita bisa memahami serta mengikuti tujuan perkawinan dan juga syarat-syaratnya maka insya Allah kehidupan akan menjadi bahagia dan sejahtera, begitu pula dengan kelestarian kehidupan masyarakat, tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya pernikahan yang benar. Imam Syafi'l dan Imam Ahmad Bin Hanbali merupakan ulama besar dalam bidang fiqh. Beliau berdua berbeda pendapat dalam nikah muhallil, adapun tujuan penulis dari pembahasan ini ingin mengetahui sebab-sebab perbedaan dan persamaan tentang permasalah ini, maka apabila dikaitakan dengan perbedaan pendapat tersebut perlu adanya penelitian untuk mendapatkan suatu kesimpulan hokum tentang nikah muhallil, dengan menelusuri pendapat kedua tokoh tersebut, maka akan tampaklah komparasi pemikiran kedua Imam tersebut secara jelas. Penelitian ini adalah jenis penelitian literature dengan metodologi pendekatan Normative sosiologis, untuk metode pengumpulan data penulis menggunakan metode pengumpulan data Dokumentasi yang bersangkutan dengan masalah pembahasan, dan metode observasi untuk mengetahui lebih jelas tentang masalah tersebut, selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan metode cata berfikir Induktif dengan cara menggeneralisasi masalah dari kedua pendapat serta menarik kesimpulan, dan cara berfikir Deduktif untuk menganalisa ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, yang kemudian dianalisis dengan metode Analisis Komparatif untuk mengungkapkan sisi persamaan atau perbedaan pendapat dari kedua Imam. Maka dengan metode-metode tersebut dapatlah disimpulkan bahwa nikah muhallil menurut pandangan Imam Syafi'i bahwa nikah muhallil merupakan nikah shohih berdasarkan hadist karena sudah terpenuhinya syarat-syarat yang harus dilengkapi dalam nikah. Nikah muhallil shohi apabila syarat-syarat untuk maksud tahlil terpenuhi, tetapi akadnya adalah dosa dan dilaknat oleh Allah Swt. Dan menurut pandangan Imam Bin Hambali nikah muhallil adalah nikah fasid ada syarat atau tanpa syarat dengan sengaja baik sebelum nikah atau sesudah nikah dan berdasrkan hadist; Allah akan melaknat bagi suami pertama dan suami kedua. Tetapi dari kedua imam ini mereka bersepakat bahwa dalam perkawinannya yang kedua harus memenuhi syarat-syarat terlebih dahulu agar nikah muhallil diperbolehkan. Demikianlah kesimpulan yang dicapai setelah melakukan penelitian, bagaimanapun juga hal itu tentu sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu diharapkan kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat mengadakan sebuah penelitian yang lebih sempurna dan lebih dalam.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Enjllina Vita |
Date Deposited: | 05 Nov 2024 01:43 |
Last Modified: | 05 Nov 2024 01:43 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4231 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |