Andriarini, Feri (2009) الزواج الصغيرة في الشريعة الإسلامية والقانون المدني الإندونيسي (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Feri Andriarini - PM - 2009) Feri Andriarini - PM - 2009.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (98MB)

Abstract

Pernikahan dibawah umur merupakan suatu fenomena yang ada pada masyarakat, baik di kota dan desa. Dan faktor yang menyebabkan pernikahan dibawah umur antara lain karena masalah ekonomi, hamil diluar nikah dan lain sebagainya. Pernikahan dibawah umur dianggap telah melanggar ketentuan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia yang telah membatasi usia perkawinan. Pembatasan usia perkawinan ini bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mewujudkan tujuan perkawinan membentuk keluarga yang kekal, bahagia serta mendapatkan keturunan yang baik. Tetapi dalam masalah ini ulama' muslim berbeda pendapat, karena dalam kitab-kitab Fiqh tidak menentukan umur diperbolehkannya melaksanakan pernikahan dan tidak melarang nikah dibawah umur tetapi memperbolehkan perkawinan antara laki- laki dan perempuan yang masih dibawah umur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nikah dibawah umur dalam Islam dan Hukum Perdata Indonesia, persamaan dan perbedaan antara keduanya. Pembahasan ini termasuk jenis penelitian pustaka yaitu menjadikan kitab sebagai sumber utama dalam pengumpulan data-data yang berkaitan dengan pembahasan, dalam pengumpulan data tentang nikah dibawah umur menurut pandangan Islam dan Hukum Perdata Indonesia, penulis menggunakan metode dokumenter. Dan dari data-data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode induktif kemudian metode komparatif untuk membandingkan keduanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum pernikahan dibawah umur dalam hukum Islam ada beberapa ulama' yang memperbolehkan nikah dibawah umur tanpa syarat, ada yang memperbolehkan tapi dengan syarat harus ada kemaslahat dalam pernikahan tersebut, dan ada sebagian ulama' yang melarang nikah dibawah umur. Dan Hukum Perdata melarang nikah dibawah umur kecuali jika terjadi sesuatu yang tidak terduga seperti hamil diluar nikah, maka diperbolehkan untuk menikah dengan meminta dispensasi ke Pengadilan Agama. Antara Hukum Islam dan Hukum Perdata terdapat persamaan dalam tujuan perkawinan yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah karena itu diperlukan persiapan yang matang bagi kedua calon istri dan suami. Tetapi antara Hukum Islam dan Hukum Perdata Indonesia berbeda pendapat dalam penetapan sah dan tidaknya nikah dibawah umur, nikah dibawah umur dalam Islam merupakan masalah khilafiah karena Al-Qur'an tidak menyebutkan dengan jelas tentang itu, sehingga disini ada sebagian ulama yang memperbolehkan nikah dibawah umur secara mutlak, ada yang memperbolehkan tapi dengan syarat, dan ada yang melarang nikah dibawah umur secara mutlak. Dan Islam tidak memberikan batasan umur yang mutlak dalam hal diperbolehkannya melangsungkan pernikahan. Berbeda dengan Hukum Perdata Indonesia dalam UUD Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang telah membatasi umur untuk diperbolehkannya melangsungkan pernikahan, dan ini merupakan syarat mutlak sahnya pernikahan. Untuk itu nikah dibawah umur dalam Hukum Perdata Indonesia tidak sah dan harus dibatalkan karena dianggap belum memenuhi syarat mutlak pernikahan. Karena itu, Hukum Perdata menetapkan umur yang sesuai 19 bagi laki-laki dan 16 bagi perempuan. Demikian kesimpulan yang telah dicapai pembahas tentang nikah dibawah umur menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata Indonesia, tetapi ini semua masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti yang ingin mengembangkannya.

View more statistics

View Item