Search for collections on UNIDA Gontor Repository

العقل عند الحارث بن أسد المحاسبي

Setiawan, Rono (2009) العقل عند الحارث بن أسد المحاسبي. S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.

[img] FILE TEXT (Rono Setiawan - AFI - 2009)
Rono Setiawan - AFI - 2009.pdf - Published Version
Exclusive to Registered users only
License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (11MB)

Abstract

Manusia adalah mahluk yang paling sempurna bahkan lebih utama daripada Malaikat, keutamaan manusia ini terletak pada akalnya tapi banyak juga yang tersesat oleh karenanya dan menimbulkan permasalahan besar yang dicatat hitam oleh sejarah. Masalah besar pertama yang muncul dalam sejarah manusia adalah perbedaan pemahaman tentang akal antara Socrates dan Kaum Sofis pada 400-an tahun SM, perbedaan paham mengenai akal ini kemudian terus-menerus sampai sekarang yaitu pertentangan antara akal dan wahyu, antara Filsafat dan Agama. Akal bagi para Filsuf adalah satu-satunya sumber pengetahuan sehingga cukuplah dengannya tanpa wahyu sehingga muncul reaksi dari sebagian mereka untuk memadukannya atau mempertemukannya dan bahwasanya akal harus dipandu oleh Agama dan Agama harus memakai akal, ini karena maraknya serbuan Filsafat pada dunia Islam sehingga membaur dengan prinsip pokok ajaran agama yang menyangkut keyakinan dan ini dikhawatirkan bisa mengikis inti pokok ajaran agama bahkan pada akhirnya melenyapkan agama itu sendiri, diantara para ulama' yang mengkhawatirkan hal ini dan berusaha mendudukkan kembali permasalahan ini adalah Al-Muhasibi yaitu dengan memposisikan akal dan wahyu masing-masing pada tempat dan porsinya. Oleh karenanya, pembahasan sederhana ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Al-Muhasibi tentang akal, tabiat dan fungsinya yang mana tujuan akhirnya untuk mengenal pencipta(Allah) serta semua ciptaannya dan hubungan antara Manusia. Dalam melaksanakan kajian ini, penulis menggunakan metode deskriptif guna mengungkap riwayat hidup Al-Muhasibi dan kemudian menggunakan metode analisis untuk menyingkap hakikat akal dari segi teoritis maupun praktis dan mengetahui tabiat serta fungsi dan jabatannya terhadap wahyu. Dari kajian yang sangat sederhana ini diketahui bahwa akal merupakan instink atau cahaya yang diletakkan Allah kepada setiap manusia yang mana kualitasnya bisa bertambah melalui eksperimen-eksperimen. Ia merupakan instrumen untuk menghasilkan beberapa pengetahuan dan ilmu, sehingga dapat dikatakan bahwa ia merupakan hujjah Allah terhadap Manusia, dimana mereka menerima titah Allah melalui Syariat. Tabiat akal tidak dapat disifati kecuali dengan aktifitas berfikir itu sendiri. Sedangkan fungsi akal sendiri untuk mengetahui Allah. Dari sini wahyu mempunyai peranan penting terhadap akal dalam menentukan posisi serta fungsi-fungsi akal, karena wahyu merupakan sumber kekayaan yang dijadikan dasar-dasar teori mengenai akal sehingga kedudukan wahyu lebih tinggi. Akhirnya dari kajian yang masih sederhana ini penulis berharap akan ada peneliti selanjutnya yang akan membahas tokoh Harist Al-Muhasibi dan pandangannya terhadap akal dan wahyu yang lebih komprehensif dari penelitian ini. Semoga dengan demikian akan menjadi jelas apa yang selama ini masih kabur. Dan hal itu bisa menjadi sumbangan bagi Islam dan orang-orang Muslim.

Item Type: Thesis ( S1 Undergraduate )
Subjects: 23rd Dewey Decimal Classification > 2X0 – Islam Umum > 2X0 - Islam Umum
Depositing User: Thoba Qolby
Date Deposited: 05 Nov 2024 03:31
Last Modified: 05 Nov 2024 03:31
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4256

Statistics Downloads of this Document

Downloads per month in the last year

View more statistics

 View Item View Item