Shoifah, Shoifah (2001) خبر الآحاد وحجيته عند الإمام أبي حنيفة. S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.
FILE TEXT (Shoifah - PM - 2001)
Shoifah - PM - 2001.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
Assunah sebagai sumber hukum kedua setelah Al-qur'an, berfungsi menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang telah ditentukan Al-qur'an. Para ulama hadits dan para ulama ushul membagi hadits kepada mutawatir masyhur, dan ahad. Tentang boleh dan tidaknya khobar ahad menjadi hujjah, ulama' berbeda pendapat, ada yang membolehkan dan ada yang tidak Dari perbedaan inilah penulis ingin mengetahui bagaimana sebenarnya kehujjahan khobar ahad, menurut Imam Abu Hanifah Dimana beliau adalah seorang imam besar yang mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan hukum Islam. Beliau walaupun seorang ahli ro'yi dan qiyas, tetapi beliau termasuk seorang yang mengerti hadits-hadits yang telah diterima riwayatnya. Tetapi ada sebagian ulama yang mengkritiknya bahwa beliau lebih mengedepankan qiyas daripada sunnah Atas dasar pemikiran diatas penulis berkeinginan untuk membahas Khobar Ahad dan kehujjahannya menurut Imam Abu Hanifah", sebagai usaha untuk menambah pemahaman tentang khobar ahad dan kebujjahannya dalam istimbath hukum Untuk sampai pada maksud tersebut penulis menggunakan methode historis untuk mengungkapkan sejarah hidup Imam Abu Hanifah yang melatar belakangi pemikirannya, kemudian methode diskripsi untuk memaparkan tentang pendapat Imam Abu Hanifah Adapun untuk menyimpulkan pandangan -pndangan dalam penggunaan khobar ahad dan kedudukannya sebagai hujjah dengan menggunakan methode induktif. Dalam kajian ini penulis mendapatkan bahwa Imam Abu Hanifah menolak hadits ahad apabila berlawanan dengan ma'na Al-qur'an, baik ma'na yang diambil dari nash, ataupun yang diistimbathkan dari illat hukum dan Imam Abu Hanifah menerimanya jika tidak berlawanan dengan qiyas, tetapi jika 4 berlawanan dengan qiyas yang 'illatnya musthambathah dari sesuatu asal yang dhony atau istimbathnya dhony, walaupun dari asal yang ghoth'i atau istimbatnya dari asal qhoth'i tetapi penerapannya kepada furu adalah dhony, maka didahulukan hadits ahad atas qiyas Walhasil Beliau menerima Assunah yang diriwayatkan oleh orang kepercayaan dan meletakkan hadits-hadits ahad sesudah Al-qur'an. Apabila hadits hadits ahad berlawanan dengan qoidah umum yang telah di sepakati oleh para ulama, Imam Abu Hanifah menolak hadits hadits itu dengan dasar tidak membenarkan bahwa Nabi SAW ada mengatakan Demikianlah kesimpulan yang dicapai penulis setelah melakukan pembahasan, bagaimanapun juga hal ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan Maka dari itu diharapkan kepada pembahas selanjutnya untuk melakukan pembahasan yang lebih sempurna dan mendalam.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 2X4 - Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > 2X4 - Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Thoba Qolby |
Date Deposited: | 06 Nov 2024 06:48 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 06:48 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4280 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |