Rifdillah, Muhammad (2018) Konsep Perjanjian Allah Terhadap Ibrahim Dalam Pandangan Agama Kristen. D4 Diploma thesis, University of Darussalam Gontor.
FILE TEXT
WATERMAK_Full SKripsi.pdf Download (1MB) |
Abstract
Dalam iman Kristen dikatakan bahwa Tuhan Allah memberikan beberapa janji kepada Abraham untuk membuat keturunanya menjadi baik dan memiliki iman serta mematuhi semua ajaran tuhannya. Namun pada saat ini diketahui bahwa umat Kristen menyeleweng dalam ajaran yang Allah berikan kepada Abraham dan tidak sesuai dengan isi Al-kitab yang mereka miliki. Adapun tujuan penulis membahas judul ini adalah untuk mengklarifikasi hakikat dari ajaran Kristen tentang perjanjian Abraham tersebut yang tidak sama pada saat ini dan perbedaan pada ajarannya yang berada di antara isi kitab agama Kristen sendiri. Penulis menggunakan pendekatan teologis untuk membahas fakta-fakta yang terjadi dalam agama tersebut. Adapun Metode yang digunakan oleh penulis adalah Metode Deskriptif Analisis untuk memaparkan hal-hal yang bergantung dalam kepercayaan ini. Perjanjian Abraham ini merupakan perjanjian yang kekal antara Allah kepada Abraham dan keturunannya sesuai perjanjian yang diberkatinya. Abraham sendiri dalam sejarahnya di agama Kristen adalah sebagai bapa bangsa-bangsa yang dimana gelar tersebut diberikan oleh Allah Tuhannya karena keimanannya yang sangat bagus di antara manusia-manusia lainnya. Dalam hal ini Allah memberikan beberapa perjanjian kepada Abraham untuk membuat keturunannya di muka bumi ini menjadi bangsa-bangsa yang baik dan Abraham pun menjadi pemimpin seluruh bangsa-bangsa. Beberapa perjanjian itu adalah perjanjian tentang pemberian gelar kepada Abraham sebagai bapa bangsa-bangsa. Kemudian perjanjian itu berlanjut dengan janji Allah akan memberikan sebuah tanah atau negeri yang dijanjikan untuk keturunannya. Selanjutnya ketika Abraham sudah memiliki anak bernama Ismail, dan ketika itu berumur 13 tahun, serta Abraham berumur 99 tahun, maka Allah memberikan janji kepada Abraham untuk keturunannya selanjutnnya. Bahwasanya anak laki-laki yang berumur 8 hari harus di sunat atau khitan. Dari pembahasan ini penulis menemukan beberapa kesimpulan serta hasil dari pembahasannya. Di antaranya adalah alasan Allah memberikan janji ke Abraham sebagai bapa bangsa-bangsa adalah karena keimanannya yang sangat baik dibandingkan dengan manusia lainnya, tetapi umat Kristen sekarang percaya bahwa bapa Monoteisme adalah Al-Masih. Selanjutnya alasan dijanjikannya tanah atau negeri adalah untuk keturunannya yang akan meneruskan Abraham sebagai bapa bangsa-bangsa. Tetapi terdapat pertentangan antara Allah dan Abraham masalah keturunannya ini. Adapun alasan Allah memberikan perjanjian tentang khitan adalah untuk menjadikan kaum laki-laki bersih dari kotoran-kotoran, dan menjadikan Abraham sebagai orang yang beriman. Tetapi umat Kristen pada saat ini tidak mengerjakannya dengan alasan sudah ada pembaptisan. Akhirnya dari kajian yang masih sangat global serta dipenuhi berbagai macam kekurangan ini penulis berharap adanya koreksian serta masukan yang mungkin mampu menjadikannya lebih baik lagi. Harapannya dari penulisan ini dapat membantu penelitian-penelitian setelahnya.
Item Type: | Thesis ( D4 Diploma ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BX Christian Denominations |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | Mr Muhammad Taufiq Riza |
Date Deposited: | 03 Nov 2020 02:37 |
Last Modified: | 01 Oct 2024 12:43 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/429 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |