Musthofa, M. Bisri (2002) THE VIEWS OF K.H. AHMAD DAHLAN AND K.H. HASYIMASY'ARY ON THE CONCEPT OF IJTIHAD (Comparative Study). S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.

FILE TEXT (Muhammad Bisri Musthofa - PM - 2002) Muhammad Bisri Musthofa - PM - 2002.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (71MB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, menuntut para ulama Islam untuk melakukan upaya rekonstruksi terhadap khazanah pengetahuan Islam secara inovatif. Termasuk yang cukup urgen, adalah upaya para ulama tersebut untuk secara terus menerus melakukan ijtihad di bidang fiqih secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan, apakah itu berfungsi sebagai purifikasi ataukah reaktualisasi. Dalam sejarah fiqh Islam, fungsi ijtihad ini pernah mengalami kemandegan, karena munculnya institusi ijtihad yang telah dibatasi oleh kelembagaan para mujtahid muthlaq, seperti institusi empat imam madzhab yang sangat populer itu. Sehingga umat Islam mengalami era taqlid yang begitu panjang, dan terlepas dari kualitas dasar-dasar fiqih yang telah didatarkan oleh para imam mujtahid itu. Dengan demikian, fiqih aktual mengalami masa surut yang luar biasa. Tanpa terkecuali di Indonesia, kemandegan dalam berpikir serta menerima pendapat orang lain tanpa mengetahui dari mana sumber berita itu datang menjadi adat kebiasaan yang mengakar kuat. Kondisi demikian mendorong Ahmad Dahlan untuk mengadakan pembenahan dalam rangka untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari jurang kesesatan, dengan organisasinya yang terkenal yaitu Muhammadiyah. Disisi lain muncul pula seorang ulama yang kharismatik yang berusaha untuk mempertahankan tradisi yang sudah berjalan di Indonesia, beliaulah Hasyim Asy'ary dengan organisasinya Nahdhatul Ulama', yang berusaha untuk membentengi tradisi para ulama' dari kritikan kaum modernis. Maka kajian ini berusaha untuk mengkomparasikan pendapat dan pemikiran dua tokoh tersebut tentang model ijtihad yang relevan dengan perkembangan jaman Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber (data) utama, selanjutnya pembahas menggunakan metode historis untuk memaparkan biografi Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ary, pertumbuhannya, pendidikannya, perjuangan-perjuangannya dan karya-karyanya yang melatarbelakangi pemikiran kedua tokoh tersebut. Kemudian untuk menjelaskan pemikiran Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ary dalam masalah ijtihad, penulis menggunakan metode diskriptif dan dilanjutkan dengan penggunaan metode komperatif untuk menimbang beberapa persamaan dan perbedaan yang ada dalam pemikiran keduanya. Adapun untuk menganalisa dan menggali sumber data dalam permasalahan ijtihad dan yang berhubungan dengannya, maka penulis menggunakan metode analisis dokumen. Dan yang terakhir penulis menggunakan metode analisis dengan pendekatan- pendekatan; historis-sosiologis, hermeneutika sosial dan normatif (fiqh) untuk menganalisa permasalahan yang ada dan menunjukkan posisi (kedudukan) penulis terhadap perbedaan pemikiran dari kedua tokoh tersebut. Dalam kajian ini, penulis mendapatkan bahwa Ahmad Dahlan sangat menganjurkan ijtihad agar selalu dilakukan untuk menjawab tantangan jaman, dengan tidak terikat dengan madzhab tertentu dan hal itu dilakukan dengan mengembalikan semua persoalan langsung kepada Al-Qur'an dan hadits serta dengan menghindari taqlid semaksimal mungkin. Sedangkan Hasyim Asy'ari melihat ijtihad merupakan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah mempunyai syarat-syarat tertentu dalam hal itu, dan harus ditempuh dengan melihat hasil-hasil ijtihad ulama terdahulu, karena mereka dianggap lebih mengetahui dan memahami tujuan-tujuan ditetapkannya hukum (maqosid as-syari'ah), dan bagi orang awam diperbolehkan untuk bertaqlid kepada orang yang ahli dalam masalah agama. Dari kajian yang global ini, penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar mengupas lebih dalam lagi tentang pemikiran dan konsep kedua tokoh tersebut dari sudut pandang yang lain.

View more statistics

View Item