Ahmad, Muslihah (2004) الكفاءة في الزواج عند الإمام أبي حنيفة والإمام مالك ) دراسة مقارنة ). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Muslihah Ahmad - PM - 2004)
Muslihah Ahmad - PM - 2004.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (83MB) |
Abstract
Langgengnya suatu perkawinan merupakan tujuan utama dari pernikahan seperti yang ditetapkan ajaran Islam, salah satu sebab terpentingnya adalah memilih suami yang sholeh dan istri yang sholihah dan dalam Islam diperbolehkan atas laki-laki untuk menikahi wanita manapun. Tetapi tidak diperbolehkan bagi wanita untuk menikah tanpa adanya kafa'ah antara keduanya tanpa seizin walinya, dan diperbolehkan jika ada persamaan antara keduanya dalam masyarakat. salahnya pengertian masyarakat atas kafa'ah dalam perkawinan karena mereka lebih condong pada harta benda dalam menentukan suami yang sepadan untuk putri-putri mereka. Berdasarkan semua ini penulis bermaksud membahas tentang kafa'ah dalam perkawinan menurut Imam Abi Hanifah (ahlul ra'yi) dan Imam Maliki (ahlul hadits), lalu membandingkan pendapat keduanya tentang pengertian Kafa'ah, kedudukannya, pihak yang berhak atasnya, pihak yang disyaratkan Kafa'ah, waktu adanya, serta sifat-sifat dari Kafa'ah, sebelum membandingkan penulis memaparkan kehidupan kedua Imam dan Kafa'ah secara umum sebagai landasan teori. Kajian ini adalah kajian literer dengan pendekatan kualitatif normatif, dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dukomentasi, untuk mencari pendapat kedua imam tentang kafa'ah, dan metode observasi untuk menyajikan pendapat kedua imam tersebut, untuk menganalisa data yang telah terkumpul penulis menganalisis dengan cara berfikir deduktif dan induktif yang selanjutnya dikomperasikan dengan analisis diskriptive untuk menemukan persamaan dan perbedaan antara pendapat keduanya tentang kafa'ah. Dari kajian ini penulis mendapatkan hasil adanya persamaan dan perbedaan antara keduanya, diantara perbedaanya adalah kedudukan kafa'ah dalam perkawinan, menurut Hanafi, kafa'ah bisa menjadi syarat sah, syarat pelaksanaan dan syarat lazim dalam pernikahan, menurut Maliki, kafa'ah adalah syarat lazim dalam perkawinan bukan syarat sahnya, dan tentang pihak yang disyaratkan kafa'ah, menurut Hanafi, adalah pihak laki-laki, menurut Maliki jika seorang laki- laki mewakilkan dirinya dalam perkawinan atas wakil mencari wanita yang sepadan untuknya dan ini menyebabkan kafa'ah disyaratkan pada kedua pihak, dan tentang sifat yang dikenai kafa'ah, menurut Hanafi ada enam sifat: agama, islam, merdeka, pekerjaan, keturunan, dan kekayaan, sedangkan Maliki, hanya pada agama dan terbebas dari aib-aib, dan diantara persamaannya tentang pengertian kafa'ah, pihak yang berhak atasnya, serta waktu pengadaannya. Akhirnya dari kajian yang masih sedehana ini penulis berharap akan ada peneliti selanjutnya yang akan membahas lebih sempurna.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Nur Insani |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 04:02 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 04:02 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4457 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |