Suparman, Suparman (2006) نقد السلفية علي حجج المعتزلة في إثبات وجود الله. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Suparman - SAA - 2006)
Suparman - SAA - 2006.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (6MB) |
Abstract
Mu'tazilah sebagai salah satu aliran rasional dalam teologi Islam telah muncul secara mencolok dalam pentas sejarah pemikiran Islam. Ia telah berusaha menerangkan aqidah islamiyah dan mempertahankannya dari serangan agama lain dengan memakai senjata filsafat dan logika yunani, karena mereka memakai senjata yang sama. Sedangkan di sana ada mazhab lain dari Ahli sunnah waljama'ah yaitu Salafiyah yang berusaha juga untuk menerangkan aqidah islamiyah dan mempertahankannya dengan memakai metode Al-Qur'an dan Hadits, maka terjadilah perselisihan antara kedua mazhab tersebut dalam masalah aqidah khususnya di dalam menetapkan adanya Tuhan. Kajian yang tengah dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran kalam Mu'tazilah dan Salafiyah di dalam menetapkan adanya Tuhan serta kritik Salafiyah terhadap argumentasi Mu'tazilah di dalam pemikiran tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Analisis Kritis dengan memaparkan argumentasi Mu'tazilah dan Salafiyah di dalam menetapkan adanya Tuhan kemudian menganalisis pemikiran Mu 'tazilah tersebut, setelah itu mengupas kritik Salafiyah terhadap argumentasi Mu'tazilah di dalam menetapkan adanya Tuhan. Dalam kajian ini dapat ditemukan bahwa argumentasi Mu'tazilah dalam menetapkan adanya Tuhan yaitu dengan bukti kejadian jiwa dan hal itu adalah sesuatu yang baru dan tiap yang baru pasti Penciptanya yang berbeda dengan hasil ciptaannya, dan penetapan ini lebih jelas dan rasional menurut mereka karena akal dapat mengetahui kewajiban terhadap Tuhan serta membedakan yang baik dari yang buruk tanpa memerlukan dalil wahyu. Metode ini adalah metode Qur'ani dengan alasan bahwa Nabi Ibrahim beristidlal dengan akal ketika menetapkan adanya Tuhan sebagaimana tertulis dalam surat Al-An'am: 76 yaitu menetapkan adanya kejadian alam dengan pergerakan dan perubahannya. Segala yang bergerak dan berubah adalah suatu yang baru dan sesuatu yang baru tidak boleh menjadi Tuhan. Inilah yang dikritisi Salafiyah walaupun sesuai dengan akal tetapi bertentangan dengan cara Nabi SAW dalam menetapkan adanya Tuhan yang hanya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits dan arguinentasi Mu'tazilah pada dasarnya tidak benar karena Nabi Ibrahim pada waktu itu bukan menetapkan adanya Tuhan melainkan untuk meniadakan sekutu bagiNya serta membatalkan penyembahan kepada selainNya. Hal itu dikarenakan kaumnya telah mengakui adanya Tuhan yang Esa tetapi masih melakukan syirik dalam penyembahan kepada selainNya, sehingga argumentasi Mu'tazilah tidak bisa dijadikan landasan dalam menetapkan adanya Tuhan. Akhirnya dari penelitian yang sederhana ini penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar mengupas lebih dalam lagi tentang pemikiran Mu'tazilah dan Salafiyah supaya dapat ditemukan pembahasan yang lebih rinci lagi dari kedua pemikiran tersebut. Semoga kajian sederhana dan masih banyak kekurangan dapat memberi manfaat bagi dinamika dan perkembangan pemikiran umat. Amin.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | Enjllina Vita |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 06:52 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 06:52 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4468 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |