Syamsuddin, Syamsuddin (1997) القياس عند الإمام الشافعي و مكانته في استنباط الأحكام الشرعية. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Syamsuddin - PM - 1997)
Syamsuddin - PM - 1997.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB) |
Abstract
Sebagaimana yang kita ketahui, sumber ajaran Islam yang pertama adalah Al-qur'an. Al-qur'an itu merupakan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, tidak sekaligus tetapi dengan cara berangsur angsur dimulai di Mekkah dan diakhiri di Madinah. Atas dasar wahyu inilah Nabi menyelesaikan persoalan- persoalan yang timbul di masyarakat. Kemudian, apabila nabi tidak mendapatkan masalah yang terjadi di masyarakat dalam At-qur'an, maka nabi berijtihad dengan pendapatnya, dan ini direalisasikan dalam bentuk perkataan, atau perbuatan atau ketetapan, maka ijtihad Nabi ini di sebut hadits atau Sunnah, maka Sunnah dan Al-qur'an ini, keduanya menjadi dasar hukum utama agama Islam. Ternyata tidak semua persoalan yang dijumpai di masyarakat islam ketika itu dapat diselesaikan dengan wahyu Allah dan Sunnah nabi secara eksplisit. Untuk menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua sumber ini, para ulama melakukan ijtihad pula. karena wahyu tidak turun lagi dan nabi sebagai tempat bertanyapun sudah wafat, maka tidak ada batu penguji yang kuat untuk membuktikan kebenaran atau tidaknya tentang ijtihad tersebut. maka bersepakatlah para ulama untuk memutuskan masalah tersebut dengan ijma'. Ijma' tidak mungkin dilakukan lagi, karena ummat islam semakin banyak dengan daerah yang berpencar-pencar, akhirnya masing-masing ulama melakukan istimbath hukum sendiri, maka lahirlah bermacam-macam metode istimbath hukum seperti Qiyas. Berangkat dari pokok pikiran di atas, penulis ingin membahas qiyas menurut imam Syafi'i dan kedudukannya sebagai metode istimbath hukum agama islam, karena adanya beberapa pandangan tentang qiyas dari beberapa madzhab serta mempermasalahkan tentang kedudukannya sebagai metode istimbath hukum agama isalam. Penulis menggunakan metode diskriptip dalam memaparkan ayat - ayat dan hadits hadits yang dipakai sebagai landasan oleh Imam Syafi'i dalam pandangannya tentang qiyas. Kemudian menyimpulkan pandangan Imam Syafi'i tentang qiyas dan kedudukannya sebagai metode istimbath hukum agama islam dengan menggunakan metode induktip. Sedang riwayat kehidupan Imam Syafi'i dipaparkan oleh penulis dengan menggunakan metode historis. Imam Syafi'i adalah salah seorang mujtahid yang menggunakan Qiyas sebagai salah satu metode istimbath hukum dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam masyarakat jika masalah tersebut tidak terdapat dalam Al- qur'an atau Hadits. Dan Imam Syafi'i menjadikan Qiyas satu dasar dari dasar-dasar madzhab yang diterapkannya dalam urutan yang ke empat, yaitu sesudah Al- qur'an, Sunnah, dan Ijma'. Studi ini hanya mengungkap salah satu sisi dari pandangan Imam Syafi'i yaitu tentang qiyas. Untuk itu kepada penulis yang akan datang diharapkan mengkaji dari sisi yang lainnya yang belum terbahas dalam studi ini.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Enjllina Vita |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 07:21 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 07:21 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4484 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |