Hadiputra, Taufik (2013) مفهوم الأجرة العادلة عند ابن تيمية وابن خلدون (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Taufik Hadiputra - HES - 2013)
Taufik Hadiputra - HES - 2013.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
Kebahagiaan merupakan tujuan utama kehidupan manusia. Manusia akan memperoleh kebahagiaan apabila seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi, baik dalam segi material dan spiritual. Untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan itulah yang menjadi alasan manusia bekerja dan pada akhirnya mendapatkan upah dari apa yang mereka kerjakan. Akan tetapi pada saat ini banyak aksi demontrasi yang dilakukan oleh buruh untuk menuntut upah yang adil, hal ini disebabkan karena konsep upah yang diterapkan oleh para pemberi kerja, perusahaan maupun pemerintah jauh dari keadilan, agama Islam mengajarkan kita untuk menetapkan upah kepada pekerja dengan adil. Atas dasar inilah penulis ingin membahas bagaimana konsep upah yang adil menurut pemikiran para ulama-ulama terdahulu. Sementara tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui konsep upah yang adil menurut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Kholdun serta mengetahui tentang persamaan dan perbedaan dalam pemikiran keduanya dalam konsep upah yang adil. Jenis penelitian ini adalah penelitian literatur dengan menggunakan methologi pendekatan historis sosiologis, pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter untuk mengetahui sejarah hidup Ibnu Taimiyah dan Ibnu Kholdun serta pemikiran keduanya dalam membahas konsep upah yang adil, dari data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode induktif dan deduktif yang kemudian dianalisa dengan tekhnik komparatif dalam pengambilan kesimpulan akhir. Adapun hasil dari penelitian ini, 1) upah menurut Ibnu Taimiyah adalah imbalan jasa bagi pekerja, kebijakan penetapan upah yang adil menurut Ibnu Taimiyah ditentukan oleh pemerintah hingga pemberi kerja tidak bisa mengurangi upah pekerjanya seperti halnya para pekerja tidak mungkin untuk meminta upah yang lebih dari standar upah yang telah di tetapkan pemerintah. Sedangkan upah menurut Ibnu Kholdun sama dengan Ibnu Taimiyah, akan tetapi upah dalam penetapan upah tergantung pada harga barang. 2) kemudian untuk perbedaan antara upah yang adil menurut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Kholdun, menurut Ibnu Taimiyah pemerintah berperan penting dalam mencapai upah yang adil dan apabila tidak ada penetapan upah, maka pemilik kerja dan pekerja harus bermusyawarah dalam penentuan upah. Sedangkan menurut Ibnu Kholdun pemerintah tidak berperan penting dalam penentuan upah pekerja karena menurut Ibnu Kholdun penentuan upah tergantung kepada harga barang yang ada. 3) kemudian untuk persamaan konsep upah yang adil menurut keduanya adalah upah merupakan balas jasa tenaga kerja dan tujuan upah adalah untuk para pekerja hidup sejahtera dan dengan upah mampu untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Hukum Ekonomi Syariah |
Depositing User: | Enjllina Vita |
Date Deposited: | 12 Nov 2024 02:16 |
Last Modified: | 12 Nov 2024 02:16 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4496 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |