Tohayudin, Tohayudin (2006) الحقوق الإنسانية في خطبة الوداع (دراسة مكتبية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Tohayudin - PM - 2006) Tohayudin - PM - 2006.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (8MB)

Abstract

Syari'at Islam yang dibawa oleh Muhammad bersifat integral dengan karakteristik utama yaitu: kesesuaiannya terhadap tantangan zaman, kebebasan- berkeadilan, kasih sayang dan persamaan kedudukan di mata Allah. Karakteristik pokok inilah merupakan dasar Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam. Dewasa ini pemikiran Hak Asasi Manusia menempati posisi sentral dalam kancah perang pemikiran antara Barat dan Islam. Barat mengklaim bahwa konsep Hak Asasi Manusia bersumber dari tradisi pemikiran barat liberal-sekuler dan Islam tidak mempunyai konsep ini. Secara otomatis, klaim ini bertentangan dengan karakteristik utama syari'at Islam, eksistensi islam sebagai rahmatan lil 'alamin, kandungan ayat-ayat al-Qur'an dan Sunnah yang sangat kental dengan ajaran HAM serta sejarah Islam yang menunjukkan bahwa Rasul telah mengaplikasikan HAM di dalam pemerintahannya secara nyata bukan sebatas konsep sebagaimana yang terjadi di barat. Penelitian literer ini bertujuan untuk menggali akar-akar konseptual hak asasi manusia yang terkandung dalam Khutbah Wada' dan aplikasinya pada zaman Rasul. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis-sosiologis untuk mengetahui sejarah Khutbah Wada' dan untuk mengetahui aplikasi hak asasi manusia pada zaman Rasul. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi dan dokumenter yang kemudian dikaji dengan menggunakan metode induktif untuk menerangkan Hutbah Wada' dan hubungannya dengan dengan Maqosid as-Syari'ah, metode deduktif digunakan untuk mengetahui aplikasi HAM pada era Rasul; metode analisis isi digunakan mengetahui akar-akar HAM yang terkandung dalam Hutbah Wada'. untuk Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran islam sarat dengan muatan HAM, dan Rasulullah telah mendeklarasikannya 14 abad silam (8 Dzul-Hijjah 10H/7 Maret 632M), pada khutbah Haji Wada'. Deklarasi ini tidak sebatas konsep semata, namun pelaksanaannya mendahului deklarasinya, yang dapat dilacak dari data-data sejarah seperti: Piagam Madinah (tahun 2H/624M) dan Perjanjian Hudaibayah (628M). Sebagai sebuah perjanjian antara Rasul dengan Yahudi Madinah, Piagam Madinah mengandung prinsip-prinsip universal HAM untuk mewujudkan kehidupan sosial politik yang egaliter dan demokratis. Sedangkan Perjanjian Hudaibiyah, sebagai perjanjian antara Rasul dengan Kafir Qur'aisy adalah bukti bahwa Rasullah sangat menghormati kebebasan dan toleransi beragama. Dengan demikian Khutbah Wada' adalah deklarasi pertama HAM di dunia, mengingat barat baru mengenal konsep HAM pasca Revolusi Prancis, maupun Revolusi Industri pada abad 16, yang kemudian dideklarasikan secara universal pada 10 Desember 1948/18 Shafar 1329, ataupun juga hukum Hammurabi (Code of Hammurabi) pada tahun 1728-1686 SM yang tidak dapat diketahui bagaimana universalitas keadilannya, begitu juga undang-undang Genghis Khan yang hanya mengenal satu sanksi yaitu 'mati'. Khutbah wada mengandung unsur pokok HAM, yakni: Kemanusiaan, Persamaan, Keadilan Sosial-Ekonomi, Jaminan Sosial dan Perintah akan perbuatan terpuji, dengan prinsip dasar: Tauhid, Kemaslahatan manusia, Kepasrahan, Keadilan dan Keseimbangan yang dipetakan secara jelas oleh Maqasid al-Syari'ah yakni: Hifdzu al- Din, Hifdzu al-Nafs, Hifdzu al-Nasl, Hifdzu al-Mal, Hifdzu al-Aql sebagai aplikasinya dalam kehidupan nyata. Penelitan ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu penulis. mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam kajian ini, dalam rangka mengubah paradigma pemikiran tentang HAM dalam Islam.

View more statistics

View Item