Al Manaanu, Yusuf (2014) إرث الولد المتبنى عند مجموعة الأحكام الإسلامية بإندونيسيا والحكم العرفي الجاوى ) دراسة مقارنة ). S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.
FILE TEXT (Yusuf Al Manaanu - PM - 2014)
Yusuf Al Manaanu - PM - 2014.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (5MB) |
Abstract
Pewarisan merupakan langkah-langkah penerusan harta peninggalan baik berwujud maupun tidak berwujud dari seorang pewaris kepada ahli warisnya. Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Adat Jawa, anak-anak dari pewaris merupakan golongan ahli waris yang utama, artinya selain sanak keluarga tidak menjadi ahli waris bila pewaris meninggalkan anak-anak. Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan alamiah. Akan tetapi kadang-kadang naluri tersebut terbentur pada takdir Ilahi, dimana kehendak mempunyai anak tidak tercapai. Pada umumnya manusia tidak akan puas dengan apa yang dialaminya, sehingga berbagai usaha untuk memenuhi kepuasan tersebut. Dalam hal kepemilikan anak, usaha yang mereka lakukan diantaranya mengangkat anak (adopsi). Yang mana adopsi menyebabkan adanya pewarisan harta nantinya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas tentang kewarisan anak angkat dan sebab adopsi. Adapun tujuan dari bahasan ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian adopsi, dan kewarisan anak angkat dalam Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Adat Jawa, serta membahas letak perbedaan dan persamaan diantara kedua hukum tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter untuk mengetahui pengertian adopsi, dan kewarisan anak yang diadopsi antara kedua hukum tersebut, sedang teknik analisa data yang digunakan dengan cara berfikir induktif dan dedukatif yang kemudian dianalisa dengan teknik komparatif deskriptif dalam mengambil kesimpulan. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa Kompilasi Hukum Islam memberikan wasiat wasibah kepada anak angkat sebanyak- banyaknya 1/3 dari harta orang tua angkatnya sedangkan Hukum Adat Jawa memberikan waris dari harta pekerjaan (gono gini) dari orang tua angkatnya. Serta adanya kesamaan waris anak angkat yaitu mengangkat anak orang lain sebagai anak sendiri untuk kebaikan dan kesejahteraan anak yang diangkat, dan adanya perbedaan yang jelas dalam kewarisan anak angkat antara Kompilasi hukum Islam dengan Hukum Adat Jawa, bahwa Kompilasi Hukum Islam tidak memberikan hak waris kepada anak angkat melainkan dengan wasiat atau hibah, sedangkan dalam Hukum Adat Jawa anak angkat diberikan hak waris. Peneliti mengharapkan bagi siapa saja yang ingin mengadopsi anak hendaknya dengan maksud untuk kesejahteraan anak, tanpa memberikan hak layaknya anak kandung.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Thoba Qolby |
Date Deposited: | 30 Nov 2024 03:13 |
Last Modified: | 30 Nov 2024 03:14 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4577 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |