AGUNG, RIZQI (2015) النشوز ورفض العنف المنزلي عند سيد قطب في تفسير في ظلال القرآن. S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.

FILE TEXT (Rizqi Agung - IQT 2015-) 2015-Rizqi Agung - IQT.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (39MB)

Abstract

Salah satu problematika umat Islam yang saat ini sering terjadi adalah seorang istri yang kurang memahami posisinya di dalam sebuah rumah tangga. Istri yang melanggar aturan ataupun membangkang perintah suami, akan membawanya kepada sikap negatif yang kurang berkenan di hadapan suaminya, tindakan ini dalam Islam bisa disebut mushüz. Seorang suami yang merasa diremehkan, sudah pasti memaksanya untuk melakukan tindakan pembenahan terhadap istrinya. Dalam surat Al-Nisa ayat 34 dijelaskan bahwa seorang suami diperbolehkan memukul istri yang berbuat mushüz. Kemudian muncul pemahaman bahwa Islam menerapkan unsur kekerasan dalam menyikapi berbagai masalah rumah tangga. Dari pernyataan ini akan banyak menimbulkan keraguan apakah Islam pada hakikatnya menerapakan unsur kekerasan dalam rumah tangga atau tidak. Dan fakta yang ada, Islam tidak mengajarkan kekerasan dalam bentuk apapun. Maka dari itu perlu diambil pembahasan lebih mengenai problem nushüz serta penolakan terhadap konsep kekerasan dalam rumah tangga dengan melihat konsep hukum dalam Al-Qur'an melalui kajian tafsir. Salah satu mufassir yang aktif dalam pergerakan dan pembelaan Islam adalah Sayyid Quţb, Dia memandang bahwa Islam adalah sebuah metode hidup yang tepat dalam menangani setiap masalah hidup yang ada. Dari masalah di atas penulis mencoba mengetahui problem mushüz serta penolakan. terhadap kekerasan dalam rumah tangga dalam Tafsir Fi zilāl AL-Qur'an, dalam pembahasan kali ini penulis menggunakan pendekatan ilmu tafsir tematik, yaitu ilmu yang menjelaskan maksud tujuan dari lafadz kalamullah di dalam Al-Qur'an dengan menerapkan metode tematik yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan nushüz, serta ayat-ayat hubungan suami- istri yang menunjukkan bahwa Islam menolak kekerasan dalam rumah tangga Dan penelitian ini termasuk penelitian pustaka yang mengumpulkan data dari dari buku- buku yang dikarang oleh Sayyid Qutb khususnya Tafsir Fi zilāl AL-Qur'an sebagai sumber primernya dan beberapa buku lainya sebagai sumber sekundernya. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunkan metode deskriptif analisis yaitu dengan cara menggambarkan permasalahan yang ada dan kemudian menganalisis serta mengambil kesimpulan dari data-data yang telah dikumpulkan. Dalam pembahasan mengenai problem mishüz dan penolakan kekerasan dalam rumah tangga diperoleh beberapa kesimpulan dari pendapat Sayyid Qutb diantaranya bahwa mushniz dapat dilakukan oleh istri maupun suami. Penyebab utama terjadinya nushüz adalah sikap buruk yang ditunjukkan satu sama lain. Ada tiga penanganan mushüz istri yaitu dengan nasihat, pemisahan ranjang, dan pemukulan. Adapun pemukulan menurut penjelasan Sayyid Quţo adalah yang berdasar hukum syar'i dengan tujuan mendidik bukan kekerasan. Dan penanganan mushüz suami dengan perdamaian antara suami dan istri. Adapun mengenai konsep penolakan kekerasasan dalam rumah tangga yang bersandar pada beberapa ayat mengenai hubungan suami-istri, Sayyid Qutb memandang bahwa hubungan suami tidak boleh didasari atas kebencian, namun harus pada iman, dan konsep hidup harus bersumber atas kebaikan bukan pada sebuah penganiayaan ataupun kekerasan. Setelah selesainya pembahasan permasalahan ini peneliti menyadari bahwa kajian ini masih jauh dari sempurna. Maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji permasalahan ini secara lebih mendalam dan jelas sehingga dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi umat Islam dan masyarakat luas.

View more statistics

View Item