Search for collections on UNIDA Gontor Repository

THE CONCEPT OF INTELLECT ACCORDING TO SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS

Desnafitri, Andin (2017) THE CONCEPT OF INTELLECT ACCORDING TO SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS. D4 Diploma thesis, University of Darussalam Gontor.

[img] FILE TEXT (cover)
1 cover.pdf
License Creative Commons Attribution.

Download (172kB)
[img] FILE TEXT (abstrak)
2 abstrak.pdf
License Creative Commons Attribution.

Download (206kB)
[img] FILE TEXT (daftar isi)
3 daftar isi.pdf
License Creative Commons Attribution.

Download (107kB)
[img] FILE TEXT (bab 1)
4 bab 1.pdf
License Creative Commons Attribution.

Download (595kB)
[img] FILE TEXT (bab 2)
5 bab 2.pdf
Exclusive to Repository staff only
License Creative Commons Attribution.

Download (544kB)
[img] FILE TEXT (bab 3)
6 bab 3.pdf
Exclusive to Repository staff only
License Creative Commons Attribution.

Download (699kB)
[img] FILE TEXT (bab 4)
7 bab 4.pdf
Exclusive to Repository staff only
License Creative Commons Attribution.

Download (305kB)
[img] FILE TEXT (refrensi)
8 refrensi.pdf
Exclusive to Repository staff only
License Creative Commons Attribution.

Download (230kB)

Abstract

Permasalahan definisi istilah bahasamasih diperdebatkan, bahkan para cendekiawan beradu pandangan untuk mengungkap fakta peristilahantersebut. Istilah intelek contohnya masih hangat dibicarakan dewasa ini, baik dalam pandangan Islam maupun Barat.Keduanya mengakui inteleksebagai alat untuk memperoleh ilmupengetahuan. Namun,terjadi perbedaan dimana Barat mengartikan al-‘aqlatau intelek sebagai ratiodengan menghilangkan intellectussehingga akal kehilangan makna spiritualitasnya yang melahirkanfaham rasionalisme. Sedangkan Islam mengartikan inteleksebagai alat untuk memperoleh ilmupengetahuandan kebenaran namun tidakmengakui adanya rasionalisme. Karena Islam mengartikan al-‘aqlsebagai rasio dan intellectussekaligus. Karena itulah,Syed Muhammad Naquib Al-Attasmengambil peran untuk mengatasi masalah tersebut dengan menganalisa bahasa sebagai salah satu langkah Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer yang dikembangakannyamelaluiistilah-istilah kunci termasuk intelek. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis berusaha menganalisakonsep intelek menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Jenis penelitian ini merupakanlibrary research. Kemudian menggunakan metode deskriptif –analisis, metode deskriptif untuk mendeskripsikan kosep intelek menurutAl-Attas yang kemudian dianalisis dengan pendekatan tasawuf-filosofi.Setelah melakukan analisakonsep intelek menurut Al-Attas, penulis menyimpulkanbahwa bangunan konsep intelek Al-Attas meliputi empat hal. Yang pertama, Al-Attas mengartikan istilah akal sebagai ‘ikatan’ atau ‘pegangan’. Intelek menjadi dimensi dalam atau spiritual manusia,apabila manusia memanggil ‘aku’ maka kembali kepada aspek jiwa manusia yaituintelek (al-‘aql) ‘hati’(al-qalb), ‘ruh’ (al-ruh)dan ‘diri’ (al-nafs). Intelek merupakan kesatuan antara rasio dan intellectusyang berbeda dengan Baratyang mendefinisikan intelekhanya sebagai rasio yang melahirkan konsep ‘rasionalisme’. Yang kedua, intelek mempunyai dua aspek yaituintelek aktif(‘alimah) danintelek kognitif(‘amilah).Intelek kognitifini mempunyai empat aspek yaitu ‘material intellect’(al-‘aql al-hayulani), ‘possible intellect’(al-‘aql al-mumkin) atau‘possessive intellect’(al-‘aql bi’l malakah)atau‘active intellect’(al-‘aql bi’l-fi’l), ‘potential intellect’, dan‘acquired intellect’(al-‘aql al-mustafad), yang merupakan tingkatan intelek yang tertinggi atau ruh suci (ar-ruh al-quds) untukpada nabi, ulama’atau auliya’.Yang ketiga,intelek juga berfungsi sebagai bagian dari jiwa manusia, yaitu jiwa nabati(al-nabatiyyah), jiwa hewani (al-hayawaniyah) dan insani (al-insaniyyah) atau rasional. Intelek menjadi penyempurna jiwa rasional untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui tiga jalan yaitu indera, khabar shadiq dan akal sehat.Dalam memperoleh ilmu pengetahuan intelek juga mempunyai hubungan dengan hatiyang menjaditempat perolehan ilhamdan kasyafdan diri sebagai kekuatan emosi (ghadb). Jika aspek diri ini bisadikendalikan dan dilatih. Maka akan memperolehilmu pengetahuan tertinggi yaituintuisi.Yang keempat, Konsep intelek tersebutmerupakan bagian dari rencana Islamisasi ilmu pengetahuan Al-Attas yang menjadikan intelek berada padaposisi tertinggi untuk membimbing manusia untuk memahami wahyu. Terakhir, penulis mengakui bahwa bagaimanapun penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi bahasa, pembahasan maupunisi. Maka penulis berharap kepada penelitiselanjutnya dapat menkaji masalah inilebih luasdanmembandingkan dengan pemikiran tokoh Islam yang lain. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi muslimin umumnya dan penulis khususnya. Wallahu a’lam bis showab

Item Type: Thesis ( D4 Diploma )
Subjects: A General Works > AS Academies and learned societies (General)
A General Works > AZ History of Scholarship The Humanities
Divisions: Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Mr Muhammad Taufiq Riza
Date Deposited: 03 Nov 2020 09:26
Last Modified: 01 Oct 2024 12:44
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/483

Statistics Downloads of this Document

Downloads per month in the last year

View more statistics

 View Item View Item