Barqi, Muhammad Sayyidul (2022) SEYYED HOSSEIN NASR ON PERENNIAL PHILOSOPHY (A CRITICAL STUDY). S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.
FILE TEXT (Muhammad Sayyidul Barqi)
54. Muhammad Sayyidul Barqi.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK FILSAFAT PERENNIAL SEYYED HOSSEIN NASR (STUDI KRITIK) Muhammad Sayyidul Barqi 40.2019.222.036 Banyak isu atau masalah yang telah diulas dan dibahas di era kontemporer, seperti ledakan kependudukan atau peningkatan polusi air dan udara. Namun, dari semua diskusi, mereka kebanyakan hanya berbicara tentang perlunya pengembangan lebih lanjut. Berikut adalah perumpamaan di mana manusia terutama hanya membahas siapa yang dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi atau mengurangi penderitaan manusia dengan menambahkan aset pembangunan, tanpa melihat penyebab di balik masalah. Seperti halnya kita berdamai dengan nilai-nilai tatanan spiritual, bukan dengan menghilangkan nilai-nilai spiritual seperti yang ada di zaman sekarang ini. Problematika yang tersebar luas di Indonesia bahkan di dunia ini adalah krisis spiritual. Kemajuan atau perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sebagainya kini membawa umat manusia ke dalam kehidupan modern, di mana sekularitas telah menjadi mentalitas zaman. Inilah yang harus kita basmi dan lawan di era modern ini. Filsafat Perennial merupakan salah satu dari banyak cabang-cabang ilmu Filsafat di dunia ini,makna yang terkandung di dalamnya banyak dan mempunyai arti yang berbeda-beda, meskipun mempunyai dampak positif tetapi hal ini tidak luput dari dampak negatif yang ditimbulkan. Apa sajakah hal yang negatif di atas ? inilah yang akan menjadi fokus penelitian untuk mengkritisi konsep Filsafat Perennial yang ditawarkan. Penelitian ini akan mengkaji apa sesungguhnya konsep Filsafat Perennial Seyyed Hossein Nasr, beserta apa efek negatif yang di timbulkan? Dan peneliti disini mencoba untuk mengkritisi konsep tersebut jika dilihat terdapat efek negatifnya. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan dua metode studi, di antaranya metode analisis dimana digunakan untuk menganalisis data yang disajikan sehingga dapat mengambil kesimpulan dari problem masalah yang diambil. Kedua yakni metode kritis yang digunakan untuk mengkritisi suatu problem yang peneliti dapat ketika menelaah makna yang diambil dari tema yang diambil oleh peneliti, hal ini dibutuhkan untuk mengkritisi beberapa esoteris dan exoteris yang dianut oleh Seyyed Hossein Nasr dengan didasari tokoh-tokoh terkemuka di Indonesia untuk memberi solusi dari kesalahan konsepnya, khususnya, untuk dapat menemukan jalan keluar untuk membenarkan pemikiran atau pemahaman yang dipegang Seyyed Hossein Nasr. Buku-buku yang ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr, saat ini menjadi sumber utama, termasuk juga dengan beberapa buku autobiografi tentang Nasr. Untuk memenuhi kriteria penulisan yang baik, peneliti menggunakan pendekatan filosofis, mengambil pemikiran beberapa tokoh sejalan dengan Seyyed Hossein Nasr untuk mengetahui makna Perennial yang dimaksud oleh Seyyed Hossein Nasr. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa makna Filsafat Perennial yang dianut oleh Seyyed Hossein Nasr ini menggunakan Filsafat Tradisional, di mana pendekatan Filsafat Tradisional yang dilakukan oleh Seyyed Hossein Nasr ini selalu memperhatikan aspek kesamaan dalam lingkup asal-usul agama, hubungan manusia dengan tuhan,dan lain sebagainya. Hal ini ia dapatkan ketika ia berguru pada gurunya yang biasa ia sebut The Master yang kita kenal Fritchjof Schuon. Filsafat Perennial Seyyed Hossein Nasr ini berujung pada paham pluralisme agama yaitu mengakui kebenaran seluruh agama. Salah satu yang dianut oleh Seyyed Hossein Nasr dalam memaknai Perennial itu dari gurunya yaitu konsep exoteris dan esoteris, yakni ia memisahkan di antara keduanya secara ekstrem, padahal kedua unsur ini sulit untuk dipisahkan, di mana keduanya memiliki tingkat level berbeda, dan dari segi metafisik mempunyai tingkatan, dan pada konsep tuhan merupakan tingkatan tertinggi yang menjadi titik temu agama yang berakibat hilangnya unsur spiritual pada diri manusia itu sendiri. Namun karena agama muncul dalam ruang dan waktu yang berbeda juga, tentu tidak bisa menghindari pluralitas keberagamaan? Di sinilah muatan agama selalu mempertimbangkan dan mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakat tempat agama itu lahir dan berkembang. Peneliti mengkritisi konsep Filsafat Perennial Seyyed Hossein Nasr tersebut karena berakibat pada keyakinan terhadap kebenaran seluruh agama dan hal ini juga berakibat kepada lunturnya sebuah keyakinan terhadap suatu agama. Buya Hamka di dalam kitab Misykat menyatakan bahwa orang yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama, ia tidak religius. Ini menyatakan bahwa pluralisme agama adalah haram. Hal ini juga diperkuat oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) jika makna plurisme yang dimaksud kelompok pluralis liberal maka pluralisme merupakan paham agama yang haram. Peneliti berharap agar karya ilmiah ini menjadi bacaan yang bermanfaat untuk kalangan umat dan tidak lupa juga untuk kita semua dapat mengambil sesuatu yang baik dan yang buruk agar kita tidak mengambilnya. Peneliti juga berharap, di waktu yang akan datang ada yang membahas judul ini dengan pembahasan yang lebih detail dan terperinci dan juga bermanfaat untuk kalangan banyak orang. Keyword: Esoteric, Exoteric, Filsafat Perennial, Seyyed Hossein Nasr
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Esoteric, Exoteric, Filsafat Perennial, Seyyed Hossein Nasr |
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 2X7 - Filsafat, Dakwah, Pendidikan Agama, Sekolah, Pembaharuan Pemikiran, Pers dan Media Massa Islam > 2X7.100 Filsafat Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | ardhian ahmad syakuro |
Date Deposited: | 23 Dec 2024 02:14 |
Last Modified: | 23 Dec 2024 02:14 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4845 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |