Bakhtiar, Irgian Yudhi (2014) THE IMPLEMENTATION OF MORAL EDUCATION AT STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 1 BUNGKAL PONOROGO EAST JAVA ACADEMIC YEAR 2013-2014. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Irgian Yudhi Bakhtiar - PAI - 2014) Irgian Yudhi Bakhtiar - PAI - 2014 - 30117568.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (149MB)

Abstract

Pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan agama Islam. Pencapaian akhlak yang baik adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Tujuan dari pendidikan akhlak ialah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicara dan berbuat mulia dalam tingkah laku dan perangai. SMP Negeri 1 Bungkal merupakan sekolah menengah negeri pertama yang didirikan di kecamatan Bungkal kabupaten Ponorogo. SMP Negeri 1 Bungkal dibangun tahun 1983. Dibangunnya sekolah ini karena rasa kepedulian pemerintah Ponorogo dalam hal pendidikan. Tujuan dari pendidikan Islam adalah membentuk akhlak yang baik, sehingga dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya serta berfungsi sebagai pengendali tingkah laku. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki, (1) hal yang melatarbelakangi pelaksanaan pendidikan moral di SMP Negeri 1 Bungkal, (2) strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan moral di SMP Negeri 1 Bungkal, (3) faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Negeri 1 Bungkal. = 2 3 Jenis penelitian ini adalah studi lapangan yang bersifat (Deskriptif Kualitatif). Dalam pengumpulan data-data, peneliti menggunakan empat metode, yaitu: interview, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Adapun untuk menganalisis data, peneliti menggunakan teori Miles dan Hubarman yaitu dengan data reduction, yang berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting berdasarkan polanya. Data display (penyajian data) yaitu dengan uraian-uraian singkat dan conclusion drawing/verification yaitu pengambilan kesimpulan dari data yang terkumpul. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, (1) hal yang melatarbelakangi pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Negeri 1 Bungkal Ponorogo adalah akhlak anak pada saat ini yang mengkhawatirkan dan mengalami kemerosotan moral. Fenomena tersebut berakibat pada perilaku anak ketika berada dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik. Maka tujuan dari pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Negeri 1 Bungkal yaitu untuk membentuk siswa yang cerdas, terampil, berkarakter, berbudaya dan berwawasan luas yang berdasarkan iman dan taqwa. (2) Strategi pelaksanaan pendidikan moral di SMP Negeri 1 Bungkal Ponorogo menggunakan beberapa cara antara lain: Pertama, knowing moral, yaitu siswa dituntut untuk bisa menguasai pengetahuan tentang nilai-nilai positif dan negatif. Kedua, loving moral/feeling moral, yaitu belajar mencintai dengan tanpa syarat. Tahapan ini dimaksudkan agar siswa menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Ketiga, doing moral, yaitu, yang merupakan puncaknya yang mana siswa mempraktekkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam perilakunya sehari-hari. Strategi ini merupakan perbuatan moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen strategi lainnya. (3) Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan moral di SMP Negeri 1 Bungkal Ponorogo antara lain yaitu diadakannya kegiatan spiritual Islam. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan moral di SMP Negeri 1 Bungkal Ponorogo antara lain: faktor orangtua yang kurang peduli terhadap anak, faktor anak yang sulit untuk menerima apa yang disampaikan guru karena mungkin sudah rusak moralnya dan faktor guru yang kurang menguasai materi sehingga anak kesulitan dalam menerima apa yang diajarkan oleh guru. Untuk menjaga pendidikan akhlak di SMP Negeri 1 Bungkal tetap berjalan dengan baik dan konsisten terhadap apa yang menjadi landasan utama, maka penulis berharap kepada semua pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan agar selalu menjadi figur keteladanan bagi peserta didik.

View more statistics

View Item