Thesis
Published
PAGANISME DALAM ISLAM MENURUT IBN WARRAQ
Abstract
Ibn warraq merupakan salah satu ilmuwan yang lahir dilingkungan muslim
dan memiliki dasar pemikiran seorang Orientalis. Ibn warraq banyak mengkaji
tentang Islam baik dari dasar agamanya, al-Quran dan Hadist, ataupun Nabi
Muhammad SAW yang menjadi pendirinya. Menurut Ibn warraq dalam Islam
terdapat ajaran-ajaran yang diambil Nabi Muhammad SAW dari kepercayaan-
kepercayaan Arab yang sudah ada sebelum datang Islam di Mekkah di mana
berunsurkan paganisme. Paganisme merupakan kepercayaan pada hal-hal ghaib,
seperti surga, neraka, syaitan dan malaikat serta percaya kepada kekuatan ghaib
yang berada pada benda-benda sekitarnya, dan diantara kekuatan tersebut dapat
mengalahkan kekuatan yang lainnya. Dan hal-hal yang diambil Nabi Muhammad
dari kepercayaan-kepercayaan terdahulu masih bertahan bahkan masih dilakukan
oleh para muslim hingga saat ini. Tapi pernyataan ini sangatlah berlawanan dengan
apa yang diterangkan ulama-ulama tentang ajaran-ajaran yang terdapat dalam
islam
Berangkat dari fenomena diatas, maka peneliti membahas lebih dalam
tentang paganisme dalam Islam menurut Ibn Warraq dengan membahas hal-
hal yang dianggap Ibn Warraq bersumber dari agama dan kepercayaan jahiliyah
sebelum Islam, seperti penamaan “Allah” sebagai Tuhan umat muslim, kepercayaan
terhadap hal-hal gaib dan juga praktek-praktek yang dilakukan saat ibadah haji.
Untuk mempermudah peneliti dalam pembahasan, maka peneliti
menggunakan studi pustaka dengan tiga metode yaitu, metode deskriptif untuk
menerangkan riwayat hidup Ibn Warraq dan penjelasan singkat tentang paganisme
serta memaparkan pandangan Ibn warraq terhadap wujud paganisme dalam
Islam, metode ini digunakan pada bab dua dan tiga. metode analisis pada bab tiga
untuk menganalisis pemikiran Ibn Warraq dan metode kritik pada bab tiga untuk
mengkritik pemikiran-pemikiran yang kurang sesuai dengan ajaran Islam. Dan
penulis juga menggunakan pendekatan teologis untuk mengupas tentang konsep
keimanan pada hal-hal gaib dan ibadah haji dalam Islam.
Dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan bahwa pendapat Ibn
warraq tentang adanya plagiasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
diambil dari pandangan seorang Orientalis. Ia melihat bahwa nama “Allah” yang
digunakan sebagai nama Tuhan dari umat muslim, diambil dari salah satu nama
Tuhan para bangsa jahiliyah, Nasrani dan Yahudi sebelum Islam, dan pernyataan
ini dibantah oleh ulama muslim, dan dikatakan bahwa datangnya Islam adalah
untuk memurnikan kembali kepercayaan bangsa Arab terhadap ke-Esa-an Allah.
Dan kepercayaan Islam tentang adanya Jin, surga, dan neraka serta adanya
pelaksanaan ibadah haji setiap tahunnya merupakan sebuah bentuk dukungan
Nabi Muhammad terhadap adat istiadat yang dilakukan oleh orang-orang pagan,
dan dijelaskan oleh ulama-ulama muslim bahwa pada hakikatnya ajaran-ajaran
tersebut merupakan bentuk pengakuan atas keagungan Allah sebagai Pencipta
alam semesta, membuktikan bahwa Allah mampu menciptakan segala hal baik
yang terlihat maupun tidak, serta iman terhadap hal-hal diatas merupakan jalan
bagi seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Rabb-nya. Dari penelitian
yang dilakukan, peneliti melihat bahwa Ibn warraq hanya memahami bahwa awal
mulanya Islam hanyalah ketika Nabi Muhammad berdakwah atasnya, tapi tidak
memahami bahwa Nabi Muhammad diutus untuk meluruskan aqidah yang sudah
dilencengkan oleh manusia dengan tetap membawa ajaran yang sudah ada pada
nabi-nabi sebelumnya.
Terakhir, peniliti menilai bahwa masih adanya kekurangan yang terdapat
pada penelitian ini. Sehingga peniliti berharap akan adanya koreksian dan
masukan dari para pembacan agar penelitian ini hendak sepantasnya mencapai
pada penelitian yang bernilai dan bermanfaat bagi penelitian yang selanjutnya.
Serta peneliti berharap akan adanya penelitian yang lebih mendalam guna
menyempurnakan atas kekurangan yang terdapat pada penelitian ini
Publication Details