Thesis
Published
Ummiyatun Nabi Muhammad S . A . W Menurut Abi Hayan Al - Andalusi
Abstract
Kalimat ummi secara bahasa banyak dimaknai dengan arti buta huruf, dimana
tema ini sangat menarik dalam pembahasannya dalam penisbatan ummiyatun Nabi
Muhammad S.A.W, setelah ditelisik lebih dalam lagi banyak terjadi kesalah pahaman
para tokoh orientalis dalam memahami keummiyan Nabi Muhammad yang diantaranya
menyebutkan bahwa keummiyan tersebut adalah salah satu kelemahan Nabi Muhammad
S.A.W, hingga ada yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad berpura-pura dalam
keummiyannya, sehingga dengan mudahnya dapat mengambil kandungan isi Al-Qur’an
dari berbagai sumber kitab-kitab terdahulu, dan bukan murni turunnya dari Allah S.W.T.
Dari latar belakang diatas penulis berusaha untuk meneliti asal kata (Isytiqoqul
makna) ummi dalam Al-Qur’an untuk dapat menyingkap rahasia dibalik penisbatan
keummiyan Nabi Muhammad S.A.W, serta menjawab keraguan para muslimin yang telah
terpengaruh berbagai pendapat orientalis akan makna ummiyatun Nabi Muhammad S.A.W.
Maka dari itu penulis memilih tafsir Bahrul Muhit karya Abi Hayan Al-Andalusi
untuk membantu dalam penelitiannya, yang mana penafsirannya dikenal menggunakan
metode al-mat’sur dan ar-ra’y, yang bercorak luqowi.
Metode yang digunakan adalah metode tafsir tematik dengan mengumpulkan
semua ayat al-Qur’an yang memuat kata ummiy, baik yang dalam bentuk mufrod ataupun
jamak, kemudian meneliti dan menganalisa makna ummiy disetiap ayatnya, sehingga
didapatkan jawaban yang menyeluruh tentang makna ummiyatun Nabi Muhammad S.A.W
dalam Al-Qur’an.
Pembahasan ini meliputi 6 ayat yang didalamnya terkandung lafadz ummiy, dan
penisbatan makna ummiy tersebut berbeda-beda setiap ayatnya, meliputi penisbatan kepada
bani Israil (yahudi), kepada Nabi Muhammad S.A.W, dan juga kepada musyrikin Arab, dari
beberapa penisbatan kata Ummiy kepada beberapa golongan yang berbeda penulis dapat
mengambil hasil penelitiannya dengan menggabungkan berbagai makna yang terkandung
dari setiap ayatnya dan asal kata ummiy sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan
akhir bahwa Nabi Muhammad tidak menulis dan membaca kitab-kitab umat terdahulu,
sehingga keummiyan-nya menjadi bukti keotentikan Al-Qur’an dan ummiy yang dimaknai
sebagai asal keadaan pengetahuan ibunya yang tak mengerti baca dan tulis karena seorang
ibu tidak disibukkan dalam urusan ini, serta makna ummiy berasal dari kata al-amu yang
berarti pemimpin, menunjukan bahwasanya diutusnya Nabi Muhammad telah dipersiapkan
dan disengaja untuk menjadi seorang pemimpin ummat Islam yang membawa Syariat baru
tanpa adanya campuran dari ajaran-ajaran sebelumnya, sehingga keadaan Nabi Muhammad
yang telah menyandang yatim sejak kecil dapat menjadi tambahan bahwa ajaran Islam
memang murni turunnya dari Allah S.W.T.
Terakhir penulis mengetahui bahwa penelitiannya jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat berbagai kekurangan , maka penulis berharap semoga pembaca dapat
memperbaiki dan dan memberikan saran untuk penelitian ini.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentFakultas Ushuluddin
Item ID566
Deposited04 Nov 2020 05:34