Thesis
Published
قياس الفقر بمؤشرات الشريعة
Abstract
Islam adalah satu-satunya agama yang holisitik. Atau dalam arti kata lain adalah bahwa Islam adalah agama yang memiliki sistem atau tata nilai yang memuat segala aspek dan lini kehidupan, baik ekonomi, sosial budaya dan politik. Sehingga Islam memiliki aturan yang dapat memberikan jalan keluar atas segala persoalan kehidupan yang ada. Islam tak hanya mengatur aspek-aspek ibadah ritual saja, namun ajaran Islam juga telah mengatur urusan-urusan bersifat keduniaan seperti bagaimana kita bermuamalah atau berinteraksi dengan orang lain. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius, tumbuh di setiap dimensi dan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Pemerintah sendiri melalui Badan Pusat Statistik telah mencanangkan berbagai program pengentasan kemiskinan, sebagai lembaga yang menjadi referensi resmi angka ke miskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) sebagai dasar pengukuran kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan) yang diukur dari sisi pengeluaran. Karena itu, berdasarkan pendekatan ini, konsep garis kemiskinan (GK) dibangun di atas dua fondasi utama, yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM), Namun konsep ini telah mengundang sejumlah kritik dari kalangan ekonom karena rendahnya tingkat standar yg digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengukuran kemiskinan di dalam Islam dan bagaimana menyikapi problematika tersebut. Dengan harapan nantinya dapat menjadi pembendaharaan keilmuan bagi penulis dan sumbang kasih pemikiran bagi masyarakat luas
Penelitian ini adalah penelitian literatur, yaitu dengan mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan induktif untuk kemudian dianalisa kritis untuk mengetahui pengertian dan pengukuran kemiskinan serta pandangan islam terhadapnya.
Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa nisab zakat dapat digunakan sebagai standar kemiskinan, ini dikarenakan zakat itu sendiri merupakan manifesto ajaran Islam yang bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan umatnya dan merupakan salah satu alternatif solusi. Dengan tujuan untuk merubah penerima zakat menjadi pemberi zakat. Peranan zakat dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya berorientasi konsumtif, tapi ia juga dapat berorientasi produktif.
Demikianlah kesimpulan yang dicapai oleh penulis, tetapi itu semua masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka diharapkan kepada penulis selanjutnya untuk melakukan pembahasan tentang pengukuran kemiskinan dengan lebih sempurna dan mendalam dan hanya kepada Allah kita meminta taufik dan hidayah.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentHukum Ekonomi Syariah
Item ID5722
Deposited25 Feb 2025 01:23