Yusron, Saidil (2007) المقامات والأحوال عند السراج الطوسي دراسة وصفية تحليلية في كتاب اللمع). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Saidil Yusron - AFI - 2007) Saidil Yusron - AFI - 2007.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (86MB)

Abstract

Akhlak merupakan ajaran Islam yang banyak ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya di dalam al-Qur'an dan al-Hadis. Akhlak mempunyai kedekatan dengan tasauf. Akhlak membentuk jiwa manusia dengan sifat yang terpuji sebagaimana seorang syeikh membentuk akhlak muridnya dengan sifat terpuji pula. Para kaum sufi pada abad ketiga hijriyah mengistilahkan akhlak dengan istilah suluk, di dalamnya ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh seorang murid untuk mencapai derajat tertinggi yaitu ma'rifatullah. Tahapan-tahapan inilah yang mereka sebut dengan al-maqamat dan al-airwal, maka mulailah mereka berbicara tentang taubat, wara, zuhud, cinta dan sebagainya. Abu Nasr as-Sarraj at-Thusi (wafat tahun VA H) seorang sufi abad keempat hijriyah, ia banyak berbicara tentang tasauf pada masanya yang penuh penyimpangan dalam akidah dan ajaran kaum sufi, terutama penyimpangan orang-orang yang mengaku sebagai bagian dari mereka. Dalam bukunya Al-Luma, ia meletakkan dasar-dasar ajaran tasauf, termasuk di dalamnya al-maqamat dan al-ansal, ini untuk memperjelas hakikat tasauf menurut kaum sufi. Bertolak dari permasalah di atas, penulis mencoba untuk menguraikan pemikiran as-Sarraj at-Thusi tentang al-maqamat dan al-ahwal, serta kedudukannya di kalangan kaum sufi, serta membahas beberapa pemikirannya dalam pembaharuan ajaran kaum sufi. Dalam penyajian pembahasannya penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu dengan menguraikan pemikiran as-Sarraj at-Thusi tentang al-magamat dan al-ahwal dan pemikirannya dalam pembaharuan ajaran kaum sufi, serta menganalisa hubungannya dengan pemikir-pemikir sufi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dari hasil kajian yang sederhana ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa al-magamat menurut as-Sarraj at-Thusi adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah SWT dalam setiap waktunya, ini hasil dari iradah, mu'amalah, mujahadah, riyadhah, dan kepasrahannya kepada Allah SWT sehingga ia berada di dalam kedudukannya baik secara zahir maupun batin, dan tidak layak baginya naik kepada kedudukan yang lebih tinggi sebelum memenuhi syarat kedudukan sebelumnya. Al-magamat menurutnya ada tujuh, yaitu: taubat, wara, zuhud, fagr, shabr, tawakkal, dan ridha. Adapun al-awal adalah sesuatu yang menetap di hati seorang hamba atau hati itu yang menetap di dalamnya, ini hasil dari kejernihan zikimnya, tidak diperoleh dengan cara mujahadah dan tidak pula akan hilang. Dan al-a/rwal ini ada sepuluh, yaitu: muragabah, qurb, mahabbah, khauf, raja syauq, uns, thuma'ninah, musyahadah, dan yaqin Pemikiran as-Sarraj at-Thusi dalam al-magamat dan al-ahwal secara garis besar sesuai dengan pemikiran kaum sufi, kesesuaian terbanyak terdapat pada dua hal, yaitu: 1 Maqam taubat ialah magam pertama dari al-maqamat, . Makna taubar menurut ahli hakikat, yaitu melupakan dosa atau taubat dari melihat taubat. Adapun pemikiran dasar as-Sarraj at-Thusi dalam pembaharuan akidah kaum sufi, adanya peringatan terhadap orang-orang yang mengaku-ngaku bagian dari kaum sufi, maka hendaknya dengan ilmu, amal dan hakikat. Menyatukan ilmu hadis, fikih, dan tasauf, dan semuanya merupakan ilmu agama. Akhirnya dari kajian yang sangat sederhana ini, penulis mengakui bahwa pembahasan ini masih banyak kekurangan dan belum mencapai kesempurnaan khususnya pemikiran as-Sarraj at-Thusi dalam pembaharuan pemikiran kaum sufi. Maka penulis berharap agar peneliti selanjutnya meneliti tentang hal tersebut lebih mendalam lagi. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Loading...

View more statistics

View Item