Daryadi, Daryadi (2001) المقامات و الأحوال عند القشيري. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Daryadi - SAA -2001) Daryadi - SAA - 2001.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (87MB)

Abstract

Abad ke tiga hijriah adalah abad permulaan dari terbentuknya ilmu tasawuf dalam arti yang sesungguhnya, dimana para tokoh sufi pada abad ini mulai membicarakan hal-hal yang belum pernah dibicarakan oleh para zahid yang menjadi acuan mereka dalam pertumbuahan dan perkembangan ilmu tasawuf dan ajaran-ajarannya. Para zahid hanya membicarakan tentang hubungan Tuhan dan manusia yang direalisasikan oleh seorang hamba dengan rasa khouf (takut), roja (pengharapan), dan mahabbah (cinta). Sedangkan para sufi di abad ke tiga hijriyah, mulai membicarakan tentang pencapaian kepada ma'rifatullah. Konsep dasar tersebut mendorang mereka untuk membahas tentang akhlak, jiwa, dan suluk (adab-adab yang ditempuh para sufi) dalam mencapi tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai kepada derajat ma 'rifatullah yang menjadi tujuan akhir para sufi saat itu. Tahapan-tahapan inilah yang mereka namakan dengan al-maqomat dan al-ałrwal. Pada zaman ini pula terjadi banyak penyimpangan terhadap ajaran dan aqidah sufi sehingga menimbulkan pertentangan di kalangan para sufi itu sendiri dan para ahli figh. Bertolak dari permasalahan di atas penulis mencoba untuk menguraikan beberapa pemikiran Al-Qusyairy tentang al-magomat dan al-ahwal, serta kedudukannya di kalangan sufi. Dalam hal ini penulis juga berusaha untuk membahas pemikiran dasar Al-Qusyairy dalam pembaharuan ajaran sufi dan aqidahnya. Dalam penyajian pembahasannya, penulis menggunakan metode deskriftif analisis kritis, yaitu dengan menguraikan pemikiran Al-Qusyairy tentang al-magomar dan al-ahwal, kemudian dianalisa tentang hubungannya dengan pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan masalah tersebut, untuk selanjutnya penulis berusaha mengadakan kritik dan pada akhirnya sampai kepada pengambilan kesimpulan dari semua pembahasannya. Dari hasil kajian yang sederhana ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan pemikiran Al-Qusyairy bahwa: Al-maqomat adalah tahapan-tahapan sufi yang dilalui oleh seorang salik yang direalisasikan dengan mengosongkan jiwa dari akhlak yang tercela dan mengisinya dengan akhlak yang mulia, setelah melalui proses mujahadah (pemerangan hawa nafsa) dan riyadhoh (latihan batin). Dan tidak layak bagi seorang salik untuk menaiki maqom yang lebih tinggi sebelum dia memenuhi syarat dan hukum yang berlaku dalam pencapaian suatu maqom tertentu. Adapun al-ahwal adalah sesuatau yang datang ke dalam hati seseorang secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang kemudian menetap dalam jiwanya dan menjadi bagian dari prilakunya. Konsep Al-Qusyairy tentang al-magomat dan al-ahhwal ini dilandasi olch pemikiran Al-Muhasibi, tetapi dia mewarnainya dengan corak yang khusus dan memberikan pandangan yang lebih mendalam. Adapun pemikiran dasar Al-Qusyairy tentang pembaharuan ajaran sufi dan aqidahnya adalah: 1. Sumber ajaran tasawuf adalah Qur'an dan Hadist, 2. Ajaran tasawuf adalah realisasi dari ajaran Islam, 3. Hakikat seorang sufi adalah yang memperhatikan aspek batin daripada amalan-amalan yang berhubungan dengan fisik, dengan berpegang teguli kepada qur'an dan hadits 4. Hakikat ajaran sufi adalah keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Akhirnya dari kajian yang sangat sederhana ini, penulis mengakui bahwa pembahasan ini masih banyak kekurangan dan belum mencapai kesempurnaan khususnya dalam pembahasan tentang jumlah dan urutan al-maqomat dan al-ahwal. Maka penulis berharap agar peneliti selanjutnya meneliti tentang jumlah dan urutan al-maqomat dan al-ahwal menurut Al-Qusyairy secara rinci dan lebih lebih dalam lagi, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua

Loading...

View more statistics

View Item