Potensi sedekah di Indonesia sangat besar, namun potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. Salah satu tantangannya adalah bagaimana lembaga zakat menciptakan strategi inovatif dalam penghimpunan zakat, infaq shadaqah, dan wakaf sesuai dengan era milenial saat ini. Di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam dan mendapat penegasan dari pemerintah. Lembaga Amil Zakat Ponorogo yang mengembangkan digital fundraising adalah Lazizwaf Gontor. Menarik untuk dikaji bagaimana strategi branding dalam mengoptimalkan penggalangan dana digital oleh lembaga amil zakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data dalam penelitian ini diambil dari empat informan. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari wawancara, observasi, dan dokumentasi serta didukung oleh literatur berupabuku, jurnal, artikel, dan data yang berkaitan dengan masalah ini. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa strategi branding Laziswaf Unida Gontor dalam mengoptimalkan penggalangan dana digital melalui portal website dan media sosial Instagram. Sementara penggalangan dana digital melalui saluran yang dioptimalkan mesin pencari belum dilakukan oleh Laziswaf Unida Gontor. Hal ini terjadi karena jumlah SDM di bidang koleksi dan publikasi digital masih minim. Namun temuan menarik dari penelitian ini adalah mengarah pada strategi branding Laziswaf melalui proses perencanaan berupa strategi pemanfaatan kanal digital fundraising, seperti website, email marketing, social media marketing, dalam rangka mengumpulkan zakat, infaq, wakaf dan shadaqah lebih optimal.Strategi pengembangan yang dilakukan adalah dengan menerapkan praktik ibadah yang menunjukkan kesungguhan dari nilai Gontor yaitu“berdiri di atas untuk segala golongan”