Ja'far, Muhammad (2000) ميتافيزيقا ابن رشد. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
![]() |
FILE TEXT (Muhammad Ja'far - SAA - 2000.pdf)
Muhammad Ja'far - SAA - 2000.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (89MB) |
Abstract
Masalah metafisika adalah masalah yang paling dasar dan menjadi inti dalam filsafat. Berfilsafat mau tidak mau mesti bermetafisika. Dan masalah ketuhanan dengan segala aspeknya yang meliputi dalil-dalil eksistensi Allah, sifat dan dzat-Nya dan hubungan antara Allah dan alam adalah pokok permasalahan dalam metafisika. Hal ini telah menjadi pembahasan sejak permulaan munculnya. filsafat yaitu para filosof Yunani. Dan pembahasan tersebut diikuti oleh para filosof muslim dalam prespektif tauhid kepada Allah. Diantara mereka adalah Ibnu Rusyd, yang dalam pembahasannya berusaha memadukan antara agama dan filsafat, terutama pemikiran filosof Yunani Aristoteles. Dari pemikiran di atas, pembahasan sederhana ini bertujuan untuk mengetahui tentang sejarah Ibnu Rusyd, metafisika Ibnu Rusyd, khususnya tentang permasalahan ketuhanan yang meliputi pembahasan sifat dan dzat Allah, dalil-dalil eksistensi-Nya, dan hubungan antara Allah dan alam, serta pemaduan antara agama dengan filsafat dalam permasalahan ketuhanan ini. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui riwayat hidup Ibnu Rusyd dan memahami pemikiran metafisika para lilosof sebelumnya, yaitu filosof Yunani dan filosof Muslim. Dan untuk mengungkap pemikiran metafisika Ibnu Rusyd dan pemaduan antara agama dengan filsafat penulis menggunakan metode analisa kritis. Dari kajian sederhana ini diketahui bahwa Ibnu Rusyd mengemukakan tiga dalil untuk membahas eksistensi Allah, yaitu dalil 'inayah (pemeliharaan), dalil ikhtira (penciptaan) dan dalil harakah (gerak). Dengan demikian diketahui bahwa Ibnu Rusyd lebih cenderung kepada agama. Walaupun menggunakan akal (rasio), tetapi tetap berdasarkan ajaran yang ada dalam Al-Qur'an. Dalam masalah sifat dan dzat Allah, Ibnu Rusyd memandang bahwa sifat-sifat ketuhanan menyatu dengan dzat. Dan dalam pembahasan apakah sifat-sifat kesempuraan itu bertambah atau tidak dengan dzat Allah, menurutnya adalah bid'ah. Hal itu tidak perlu diuraikan, karena tidak mampu dicerna oleh orang kebanyakan (jumhur). Ibnu Rusyd termasuk golongan yang berpendapat tentang qadimnya alam, dan abadinya alam itu merupakan bukti keberadaan Allah. Dan pemaduan antara agama dengan filsafat, Ibnu Rusyd berusaha menafsirkan masalah agama dengan menggunakan akal (rasio) yang dilandasi dengan wahyu Illahi. Karena syari'at yang berasal dari agama adalah kebenaran dan hikmah yang berasal dari akal juga kebenaran. Adalah tidak mungkin terjadi perselisihan antara dua kebenaran. Akhirnya dari kajian yang sederhana ini penulis berharap akan ada pembahas selanjutnya yang lebih mendalam tentang metafisika Ibnu Rusyd, terutama masalah ketuhanan dari sisi-sisi yang lain. Semoga dengan ini dapat memudahkan apa yang selama ini menjadi kesulitan. Dan hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 200 – Agama > 200 - Agama > 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Studi Agama Agama |
Depositing User: | 2024 Bagus Mahdiyin |
Date Deposited: | 09 Mar 2025 04:54 |
Last Modified: | 09 Mar 2025 04:54 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/6847 |
Statistics Downloads of this Document

![]() |
View Item |