Search for collections on UNIDA Gontor Repository

KONSEP MASYARAKAT KITAB DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIS МОНАMMED ARKOUN

Hasib, Kholili (2011) KONSEP MASYARAKAT KITAB DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIS МОНАMMED ARKOUN. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

[img] FILE TEXT (Kholili Hasib - AFI PASCA - 2011.pdf)
Kholili Hasib - AFI PASCA - 2011.pdf - Published Version
Exclusive to Registered users only
License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (239MB)

Abstract

ABSTRAK KONSEP MASYARAKAT KITAB DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIS МОНАMMED ARKOUN (Analisis Wacana Kritis) Kholili Hasib Makna Ahl al-Kitāb telah menjadi perdebatan dalam tradisi para ulama', baik salaf naupun kontemporer. Akan tetapi perbedaan pemaknaan terhadap konsep Ahl al-Kitāb dalam emikiran para ulama' tidak sampai berujung kepada perdebatan tentang kesetaraan teologis itau penyamaan agama. Semua ulama', bahkan ulama' yang memberi makna lebih terbuka pun, seperti Ibn Hazm dan Abū Hanifah, berpendapat bahwa agama-agama di luar agama Islam ıdalah agama yang tersesat. Sedangkan bagi kalangan pemikir yang disebut Islam Liberal, nereka tidak saja memberi makna yang lebih terbuka (di luar agama Yahudi dan Kristen), akan etapi meyakini agama-agama di luar Islam adalah agama yang dijamin keselamatannya oleh Allah SWT. Pemikiran ini yang disebut pluralisme agama. Dalam konteks perdebatan ini, Mohammed Arkoun dari sisi epistemologis berupaya membawa konsepsi baru tentang erdebatan Ahl al-Kitāb tersebut, di luar perdebatan hal tersebut di atas. Bahkan mengkritik andangan ulama' tentang Ahl al-Kitāb yang dinilainnya berparadigma eksklusif dan nempertahankan konsep totalitas dan truth claim. Ia membawa istilah baru yang disebut Masyarakat Kitab. Dari segi analisis epistemologis terhadap konsep tersebut, Arkoun nenggunakan analisa filsafat Postmodernisme. Persoalannya, epistemologinya tidak dikaitkan lenga teologi, sebagaimana dalam worldview para ulama' -- bahwa teologi terkait dengan epistemologi. Bahkan, analisis epistemologi Masyarakat Kitab mengharuskan mendiskualifikasi eologi. Sehingga Arkoun dalam pemikiran tentang Masyarakat Kitab, ia menggunakan teori lekonstruksi Jacques Derrida dalam membaca konsep Wahyu dan Agama. Analisis filsafat postmodern dan teori dekonstruksi inilah yang belum dilakukan oleh pemikir kontemporer Arab ainnya. Penelitian ini bermaksud menganalisis pemikiran Mohammed Arkoun tentang konsep Masyarakat Kitab. Khususnya tentang pokok-pokok pemikiran teologis, kritiknya terhadap consep Ahl al-Kitāb dan teologi humanis dalam Masyarakat Kitab. Model penelitian ini adalah nalisis wacana kritis. Dengan teknik membandingkan antara dua worldview, antara worldview Mohammed Arkoun dan worldview Islam. Dan menganalisinya dengan metode co-text, yaitu nelakukan perbandingan karya Arkoun dengan para ulama'. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa makna Masyarakat Kitab diperoleh dengan cara menerapkan metode dekonstruksi terhadap konsep al-Qur'an dan agama. Framework studi al-Qur'annya menempatkan al-Qur'an setara dengan kitab Injil dan Taurat. Ketiga-tiganya merupakan kitab suci yang bersumber Umm al-Kitab (wahyu Tuhan yang ada di Lauh Mahfudz), dan sama-sama telah berubah menjadi teks historis (nas tārīkhiy), teks linguistik (nas lughawiy). Kitab-kitab itu disebut 'al-Kitab'. Dalam analisis semiotika postmodern al-Qur'an yang telah menjadi teks tertulis dianggap sebagai faktor pembekuan. Pemikiran ini bersumber dari teori linguistik semitik bahwa lisan lebih orisinil dan lebih dahulu dari tulisan. Konsep agama disekularisasi, dengan keharusan menggunakan metode ilmu sosial modern dalam studi agama. Dengan asumsi tiga agama itu menjadi sekuler dan sama-sama merujuk kepada 'al-Kitab', maka pemeluk tiga agama disebut komunitas Masyarakat Kitab. Implikasinya, aspek teologi agama-agama direduksi. Sehingga pemikirannya endukung paham pluralisma agama, dan cenderung kepada 'madzhab' teologi global John ick. Teologi Islam digeser menjadi teologi humanisme-sekular. Pergeseran paradigma hifting paradigm) ini berimplikasi, bahwa dalam Masyarakat Kitab teologi yang dikenalkan lalah teologi humanisme berpaham relativisme. Studi agamanya hanya mampu mengungkap nomena keagamaan, tapi belum sampai kepada pengenalan hakikat agama itu sendiri. ekurangan inilah yang menjadi celah bahwa teori Arkoun tersebut perlu difalsifikasi. Artinya ori Masyarakat Kitab itu bukanlah teori final. Makanya, dalam studi memahami konsep Ahl !-Kitāb beserta doktrin-doktrin agama-agama Ahl al-Kitāb diperlukan sebuah landasan engkajian yaitu standing theory. Dalam tradisi Islam standing theory itu adalah Islamic 'orldview.

Item Type: Thesis ( S1 Undergraduate )
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Pascasarjana Magister UNIDA Gontor > Magister Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: 2024 Zaky Su'aidy
Date Deposited: 09 Mar 2025 06:59
Last Modified: 09 Mar 2025 06:59
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/6869

Statistics Downloads of this Document

Loading...
Downloads per month in the last year

View more statistics

 View Item View Item