Thesis
Published
KONSEP MASYARAKAT KITAB DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIS МОНАMMED ARKOUN
Abstract
ABSTRAK
KONSEP MASYARAKAT KITAB DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIS
МОНАMMED ARKOUN
(Analisis Wacana Kritis)
Kholili Hasib
Makna Ahl al-Kitāb telah menjadi perdebatan dalam tradisi para ulama', baik salaf
naupun kontemporer. Akan tetapi perbedaan pemaknaan terhadap konsep Ahl al-Kitāb dalam
emikiran para ulama' tidak sampai berujung kepada perdebatan tentang kesetaraan teologis
itau penyamaan agama. Semua ulama', bahkan ulama' yang memberi makna lebih terbuka pun,
seperti Ibn Hazm dan Abū Hanifah, berpendapat bahwa agama-agama di luar agama Islam
ıdalah agama yang tersesat. Sedangkan bagi kalangan pemikir yang disebut Islam Liberal,
nereka tidak saja memberi makna yang lebih terbuka (di luar agama Yahudi dan Kristen), akan
etapi meyakini agama-agama di luar Islam adalah agama yang dijamin keselamatannya oleh
Allah SWT. Pemikiran ini yang disebut pluralisme agama. Dalam konteks perdebatan ini,
Mohammed Arkoun dari sisi epistemologis berupaya membawa konsepsi baru tentang
erdebatan Ahl al-Kitāb tersebut, di luar perdebatan hal tersebut di atas. Bahkan mengkritik
andangan ulama' tentang Ahl al-Kitāb yang dinilainnya berparadigma eksklusif dan
nempertahankan konsep totalitas dan truth claim. Ia membawa istilah baru yang disebut
Masyarakat Kitab. Dari segi analisis epistemologis terhadap konsep tersebut, Arkoun
nenggunakan analisa filsafat Postmodernisme. Persoalannya, epistemologinya tidak dikaitkan
lenga teologi, sebagaimana dalam worldview para ulama' -- bahwa teologi terkait dengan
epistemologi. Bahkan, analisis epistemologi Masyarakat Kitab mengharuskan mendiskualifikasi
eologi. Sehingga Arkoun dalam pemikiran tentang Masyarakat Kitab, ia menggunakan teori
lekonstruksi Jacques Derrida dalam membaca konsep Wahyu dan Agama. Analisis filsafat
postmodern dan teori dekonstruksi inilah yang belum dilakukan oleh pemikir kontemporer Arab
ainnya.
Penelitian ini bermaksud menganalisis pemikiran Mohammed Arkoun tentang konsep
Masyarakat Kitab. Khususnya tentang pokok-pokok pemikiran teologis, kritiknya terhadap
consep Ahl al-Kitāb dan teologi humanis dalam Masyarakat Kitab. Model penelitian ini adalah
nalisis wacana kritis. Dengan teknik membandingkan antara dua worldview, antara worldview
Mohammed Arkoun dan worldview Islam. Dan menganalisinya dengan metode co-text, yaitu
nelakukan perbandingan karya Arkoun dengan para ulama'.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa makna Masyarakat Kitab
diperoleh dengan cara menerapkan metode dekonstruksi terhadap konsep al-Qur'an dan agama.
Framework studi al-Qur'annya menempatkan al-Qur'an setara dengan kitab Injil dan Taurat.
Ketiga-tiganya merupakan kitab suci yang bersumber Umm al-Kitab (wahyu Tuhan yang ada di
Lauh Mahfudz), dan sama-sama telah berubah menjadi teks historis (nas tārīkhiy), teks
linguistik (nas lughawiy). Kitab-kitab itu disebut 'al-Kitab'. Dalam analisis semiotika
postmodern al-Qur'an yang telah menjadi teks tertulis dianggap sebagai faktor pembekuan.
Pemikiran ini bersumber dari teori linguistik semitik bahwa lisan lebih orisinil dan lebih dahulu
dari tulisan. Konsep agama disekularisasi, dengan keharusan menggunakan metode ilmu sosial
modern dalam studi agama. Dengan asumsi tiga agama itu menjadi sekuler dan sama-sama
merujuk kepada 'al-Kitab', maka pemeluk tiga agama disebut komunitas Masyarakat Kitab.
Implikasinya, aspek teologi agama-agama direduksi. Sehingga pemikirannya
endukung paham pluralisma agama, dan cenderung kepada 'madzhab' teologi global John
ick. Teologi Islam digeser menjadi teologi humanisme-sekular. Pergeseran paradigma
hifting paradigm) ini berimplikasi, bahwa dalam Masyarakat Kitab teologi yang dikenalkan
lalah teologi humanisme berpaham relativisme. Studi agamanya hanya mampu mengungkap
nomena keagamaan, tapi belum sampai kepada pengenalan hakikat agama itu sendiri.
ekurangan inilah yang menjadi celah bahwa teori Arkoun tersebut perlu difalsifikasi. Artinya
ori Masyarakat Kitab itu bukanlah teori final. Makanya, dalam studi memahami konsep Ahl
!-Kitāb beserta doktrin-doktrin agama-agama Ahl al-Kitāb diperlukan sebuah landasan
engkajian yaitu standing theory. Dalam tradisi Islam standing theory itu adalah Islamic
'orldview.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentAqidah Filsafat Islam
Item ID6869
Deposited09 Mar 2025 06:59