Thesis
Published
متزلة الصبر عند ابن قيم الجوزية
Abstract
ABSTRAK
KEDUDUKAN SABAR MENURUT IBN QOYYIM AL-JAUZIYYАH
Lukman Hakim
30.2.2.7869
Seorang sufi berusaha mensucikan diri untuk lebih mendekatakan diri pada Allah,
berbagai maqamah (tingkatan) dilalui untuk mencapai tingkatan tertinggi, dengan berbagai macam
usaha penyucian diri, maka bertambahlah cerah mata batin dalam melihat diri, dengan demikian
tingkatan (maqamat) oleh seorang hambah Allah dihadapan-Nya adalah dalam hal ibadah dan
latihan-latihan jiwa yang dilakukannya, maqam merukan hasil dari kesungguhan dan perjuangan
terus menerus, ini berarti bahwa seorang salik baru dapat berpindah dan naik dari satu maqam ke
maqam berikutnya setelah melalui latihan-latihan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
lebih baik lagi dan telah pula menyempurnakan syarat-syarat maqam yang ada di bawahnya,
seorang salik untuk berada dekat dengan tuhan harus menempuh jalan panjang dan berpindah dari
satu tingkatan ketingkatan yang lainnya, seorang salik akan mencapai jalan hal tertentu, maka
harus melalui tahap demi tahap, salah satu tahapan maqamat tersebut adalah sabar, yang
mempunyai problem apakah sabar termasuk dalam tingkatan-tingkatan tersebut, sedangkan sabar
setengah dari Iman, dam untuk itu maka penulis merujuk kepada seorang sufi yang menempuh
tingkatan-tingkatan tersebut, yaitu Ibn Qoyyim al-Jauziyyah yang mana beliau adalah seorang
salah seorang tokoh sufi terkenal berpegang teguh dalam ajaran tasawufnya kepada paham Ahli
al-Sunnah Wal-Jama'ah.
Dengan kajian ini penulis bertujuan untuk mengetahui pendapat Ibnu Qoyyim AlJauziyah mengenai sabar dengan segala aspek yang ada di dalamnya, baik dari segi maknanya,,
maqamnya, maupun keutamaanya.
Dalam melaksanakan kajian ini peneliti menggunakan metode deskriptif untuk
mendapatkan keterangan yang jelas tentang riwayat hidup Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dan
karangan-karangannya serta kondisi kehidupannya yang memberikan pengaruh pada
pemikirannya. Untuk mengetahui pemahaman para ulama sufi yang lain tentang sabar serta
mengetahui sabar menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, peneliti menggunakan metode deskriptif dan
analisis.
Dari kajian sederhana ini maka sabar menurut Ibn Qoyyim Al-jauziyyah adalah süatu
tingkatan yang ditempuh oleh seorang salik, dan sabar adalah setengah dari iman, dan sabar sendiri
mempunyai arti, menahan nafsu dari kecemasan, dan menahan mulut untuk mengeluh, dan
anggota badan dari kekacauan, dan beliau membagi sabar menjadi tiga, yaitu, sabar atas ketaatan
kepada Allah, sabar dari memaksiati Allah, dan yang terahir sabar atas ujian dari Allah, untuk dua
sabar yang pertama dinamakn sabar pilihan( ikhtiari) dan yang. ketiga adalah sabar secara
terpaksaan/paksaan (idtirori), maka sabar ikhtiari menurut Ibn Qoyyim lebih sempurna dari pada
sabar yang terahir, dan kedudukan sabar dan syukur sama, karena keduanya mempunyai
kelebiahan sendiri. Dan dikatakan bahwa yang lebih baik adalah ketakwaan diantar keduanya,
maka Allah tidak memuliakan antara faqir yang sabar dan kaya yang bersukur, tetapi yg lebih bik
dari kedunya adalah ketakwaan mereka.
Demikianlah kesimpulan penulis tentang pendapat Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam
sabar. Penulis mengakui bahwa kajian ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu diharapkan
kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan hasil penelitian ini dengan lebih fokus dan terarah.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentAqidah Filsafat Islam
Item ID6870
Deposited09 Mar 2025 06:59