Imdad, Muhammad (2013) مفهموم التوحيد عند الأشعري وابن تيمية في ضوء أهل السنة والجماعة. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
![]() |
FILE TEXT (Muhammad Imdad - Pasca AFI - 2013.pdf)
Muhammad Imdad - Pasca AFI - 2013.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (183MB) |
Abstract
ABSTRAK Konsep Tauhid menurut al-Asy'ari dan Ibn Taymiyyah dalam Ahlus Sunnah wal Jama'ah Muhammad Imdad 33.21.65 Konsep tauhid memegang peran penting dalam wacana kalam. Jika di masa Abbasiyah perdebatan terjadi antara Mu'tazilah yang mengkaji persoalan-persoalan Kalam dengan pendekatan rasional dan mayoritas umat Islam yang waktu itu direpsentasikan oleh al-Asy'ari yang menggabungkan naql dan akal, perang wacana yang terjadi dalam wacana Kalam kontemporer terjadi antara dua aliran yang sama-sama menyebut diri sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dalam persoalan yang sama. Sekalipun kedua aliran ini sama-sama menyebut diri sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah, orang-orang yang terlibat dalam perdebatan ini seringkali mengabaikan etika perbedaan pendapat. Banyak diantara mereka yang tidak segan-segan menganggap orang lain yang tidak sependapat dengannya dalam masalah ini telah keluar dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Bahkan, sebagian diantaranya sampai berani mengkafirkan orang lain yang punya pandangan berbeda, padahal Ahlus Sunnah wal Jama'ah dicirikan dengan berpegang teguh terhadap pokok-pokok Islam (al-ushul) dan menghormati pendapat lain bila terdapat perbedaan cara pandang dalam cabang-cabang agama (al-furu'). Anarkisme sosial relijius ini- jika boleh disebut demikian-disebabkan oleh dua faktor. Pertama adalah sentralitas yang dimainkan oleh konsep tauhid dalam kehidupan umat Islam kontemporer. Kedua lalai atau kurang perhatian terhadap cara dan sikap ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah ketika berbeda pendapat dalam persoalan-persoalan yang di dalamnya tidak terdapat teks absolut (nash qath'iy) yang tidak memungkinkan interpretasi lain. Dalam hal ini terdapat signifikansi penelitian tentang konsep tauhid menurut al-Asy'ari dan Ibn Taymiyyah, karena keduanya adalah rujukan bagi kedua belah pihak yang sedang berdebat dan berdiskusi satu sama lain, untuk mencapai kesepahaman dan kedekatan diantara para pengikut Ahlus Sunnah wal Jama'ah melalui pembacaan terhadap pemikiran keduanya. Penelitian sederhana ini bertujuan untuk memaparkan konsep tauhid menurut al-Asy'ari dan Ibn Taymiyyah dalam kerangka kesatuan akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, artinya keduanya dipandang sebagai tokoh yang merepresentasikan mayoritas umat Islam ini. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menelisik secara umum konsep Ahlus Sunnah wal Jama'ah untuk kemudian dijadikan tolok ukur dalam evaluasi keduanya dalam konsep Tauhid dan juga bangunan metodologis keduanya dalam kajian akidah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif perbandingan kritis. Penulis berusaha mendeskripsikan konsep tauhid menurut al-Asy'ari dan Ibn Taymiyyah dan membandingkannya untuk menggali titik persamaan dan perbedaannya dengan tujuan menimbang dan mengevaluasi pemikiran keduanya dalam standar Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan yang ada diantara keduanya, dalam konsep tauhid dan dalam pendekatan metodologis dalam kajian akidah, tidak lah sebesar yang selama ini dibayangkan sementara kalangan. Hal ini berarti bahwa perbedaan yang ada tidak sampai mengeluarkan keduanya dari payung Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dalam persoalan tauhid, misalnya, keduanya tidak menyimpang dari apa yang telah disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Keduanya mengafirmasi bahwa Allah swt Maha Esa tidak ada yang meyerupai-Nya dalam Sifat dan Asma-Nya, tidak ada yang membantu-Nya dalam ciptaan dan pengaturan-Nya. Keduanya juga sepakat tentang kemahaesaan Allah swt dalam seluruh sifat-Nya dan seluruh perbuatan-Nya, yaitu seluruh ciptaan-Nya. Perbedaan yang ada diantara keduanya dalam masalah akidah adalah perbedaan yang terjadi dalam furu' al-'aqidah-dalam pengertian yang disampaikan dalam penelitian ini. Perbedaan keduanya terjadi dalam pembagian tauhid. Al-Asy'ari dan pengikutnya membaginya menjadi tauhid dzat, shifat, dan af al, sedangkan Ibn Taymiyyah menjadi uluhiyyah, rububiyah dan asma wa shifat. Namun perbedaan keduanya adalah perbedaan dalam penjelasan, bukan dalam esensi tauhid itu sendiri yang disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Akhirnya, seraya mengakui kekurangan dan ketidakmampuan untuk melakukan penelitian ini sebaik-baiknya, penulis mengharap agar penelitian selanjutnya tentang akidah al-Asy'ari dan Ibn Taymiyyah-dan tokoh Ahlus Sunnah yang lain-dilakukan dalam kerangka kesatuan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bukan dalam rangka mengeluarkan tokoh yang dikaji dari golongan mayoritas umat Islam ini, dengan menunjukkan titik-titik persamaan keduanya, dengan melihat keduanya dalam perspektif kesatuan ushul al-Islam-sebagaimana yang telah dibicarakan dalam penelitian ini.Tentu saja hal ini tidak boleh mengorbankan kekritisan ilmiah yang harus ada pada setiap penelitian akademik, dengan menganalisis, menimbang dan mengevaluasi perbedaan-perbedaan ijtihad keduanya.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | 2024 Zaky Su'aidy |
Date Deposited: | 09 Mar 2025 06:58 |
Last Modified: | 09 Mar 2025 06:58 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/6874 |
Statistics Downloads of this Document

![]() |
View Item |