Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai kesempurnaan di dalam hidupnya, karena kesempurnaan dalam hidup merupakan tujuan dari setiap individu. Dari teori inilah akhirnya timbul masyarakat atau Negara. Setiap filsuf politik mempunyai definisi tersendiri mengenai tujuan negara baik filsuf Yunani, muslim ataupun barat. Dalam diskursus filsafat politik, Islam juga memiliki definisi mengenai negara beserta tujuan terbentuknya negara. Dalam hal ini, filsafat politik islam tidak sepenuhnya meniru konsep negara menurut Yunani. Ini dikarenakan Islam merupakan suatu unit budaya yang khas dan mandiri serta memiliki sistem politik sendiri yang tujuan dan dasarnya berdasarkan nilai religius. Al Farabi adalah filsuf muslim pertama yang mengemukakan teori tentang Negara utama dengan sangat terperinci. Al Farabi menghubungkan konsep negaranya dengan konsep sa’adah , karena sa’adah merupakan tujuan dari Negara utama Al Farabi. Inilah yang menjadikan konsep Negara utama Al Farabi banyak diikuti oleh para filsuf muslim setelahnya, karena dalam masalah negara Al Farabi tidak sepenuhnya mengambil konsep negara ideal Plato melainkan mengintegrasikanya dengan nilai-nilai islam. Dengan keterangan diatas maka penulis bermaksud membahas dan meneliti tentang konsep sa’adah dalam Negara utama menurut Al Farabi dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana hubungan antara konsep sa’adah dan konsep Negara utama Al Farabi. Untuk mencapai tujuan, penulis mengadakan studi kepustakaan (Library Research) yaitu dengan cara mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder yang berkaitan dengan judul penelitian. Data-data primer dan sekunder itu selanjutnya dikumpulkan dengan metode dokumentasi ( documentary method) dan kemudian diolah menggunakan metode deskriptif ( Descriptive Method) untuk mendeskripsikan konsep sa’adah dan Negara utama Al Farabi, untuk selanjutnya akan dianalisa dengan metode analisis ( Analysis method ) untuk mengemukakan hubungan antara konsep sa’adah dan Negara utama Al Farabi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep sa’adah Al Farabi memiliki hubungan yang erat dengan konsep negara utamanya. Dari analisa peneliti, hubungan antara sa’adah dan negara utama terwujud dari tiga aspek utama. Diantaranya adalah dari teori terbentuknya negara yang berdasarkan kebutuhan manusia untuk mencapai sa’adah dan dari pembagian jenis kota yang juga berdasarkan pemikiran dan perilaku penduduknya dalam mencapai saadah serta dari kriteria pemimpin negara yang juga berdasarkan kemampuan serta kapabilitasnya dalam mengajar dan mendidik rakyatnya untuk mencapai sa’adah . Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa konsep sa’adah dan negara utama Al Farabi meskipun merupakan dua konsep berbeda tetapi memiliki kaitan antara satu dan lainya, ini dikarenakan Al Farabi menjadikan sa’adah sebagai tujuan daripada negara utamanya. Akhirnya dari penelitian yang sangat sederhana ini, peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, sehingga perlu adanya masukan dan saran dari pembaca, agar penelitian ini dapat mencapai hasil yang lebih baik. Peneliti juga berharap kepada peneliti setelahnya yang berminat dalam kajian filsafat politik Al Farabi, agar membahas beberapa topik yang belum dibahas secara rinci dalam penelitian ini seperti konsep ‘ Adalah menurut Al Farabi dan juga perbedaan mengenai konsep Negara ideal menurut Plato dan Al Farabi.