Rasuluddin, Rasuluddin (2019) التنظيم الذاتي لطلاب تحفيظ القرآن بمعهد المقدسة لتحفيظ القرآن نجلومبانج ملارك فونوروكو 2018 2019. D4 Diploma thesis, University of Darussalam Gontor.

FILE TEXT RASUL FIX.pdf Download (1MB)

Abstract

Menghafal Al-Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi juga membutuhkan proses yang panjang dengan melibatkan waktu, tenaga, dan bahkan biaya. dikatakan prosesnya tidak mudah karena harus menghafalkan isi Al-Qur’an dengan kuantitas yang sangat besar terdiri dari 144 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata, 323.015 huruf yang sama dan Proses menghafalkan Al-Qur’an tidak hanya melibatkan porses kognitif saja, akan tetapi penghafal Qur’an juga memiliki pengaturan diri yang baik agar mampu mencapai tujuannya dalam mengkatamkan Al-Qur’an. seorang penghafal Al-Qur’an selain membutuhkan kognitif yang memadai, kegiatan menghafal qur’an juga membutuhkan tekad dan niat yang lurus, dibutuhkan juga usaha yang keras, kesiapan lahir batin, kerelaan, dan pengaturan diri yang ketat. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana regulasi diri yang dimiliki santri penghafal Al-Qur’an namun juga mengikuti kegiatan di dalam pondok 24 jam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana regulasi diri intrapersonal santri penghafal Al-Qur’an, bagaimana regulasi diri interpersonal santri penghafal Al-Qur’an, dan bagaimana regulasi diri metapersonal santri penghafal Al-Qur’an.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana regulasi diri intrapersonal santri penghafal Al-Qur’an, bagaimana regulasi diri interpersonal santri penghafal Al-Qur’an, dan yang terakhir bagaimana regulasi diri metapersonal santri penghafal Al-Qur’an.Peneliti menggunakan paradigma fenomenologis, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi dan menggunakan analisis fenomenologis.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa regulasi intrapersonal santri penghafal Al-Qur’an adalah memiliki tujuan menghafal Al-Qur’an, usaha untuk menjaga dan mengatur motivasi, memiliki startegi dalam menghafal dan murojaah, dan mencari cara untuk mengatasi hambatan dalam menghafal Al-Qur’an. Kemudian regulasi diri interpersonal santri penghafal Al-Qur’an yaitu mengikuti keinginan orang tua dan merealisasikannya, menjaga interaksi dengan teman sebaik mungin dan mendekati guru pembimbing agar mendapatkan arahan dan bimbingan dalam menghafal Al-Qur’an. Dan yang terakhir adalah regulasi diri metapersonal santri penghafal Al-Qur’an yaitu usaha-usaha seorang santri untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui puasa senin kamis, berdzikir, dan mengamalkan sholat nafilah seperti sholat duha, sholat hajat dan di barengi dengan niat mendekatkan diri kepada Allah agar dimudahkan dalam menghafal Al-Qur’an dan mencapai tujuan dalam menghafal.Saran bagi seorang penghafal Al-Qur’an yaitu Lebih memanfaatkan waktu dengan baik antara tanggung jawab menghafal dengan kegiatan lainya seperti mengikuti kegiatan belajar mengajar, mengikuti ekstrakulikuler seperti pramuka, muhadhoroh. Menjaga jarak hubungan dengan lawan jenis karena akan menghambat dalam menghafal Al-Qur’an dan lebih sering melakukan murojaah di waktu kosong. Dan harapan untuk orang tua berkenan memberikan nasehat dan mendukug putra-putrinya dalam menghafal agar mudah dalam menghafal. Dan untuk pondok pesantren agar menggunakan ilmu regulasi diri dalam mengetahui perkembangan diri santri penghafal Al-Qur’an. Dan untuk pembimbing agar senantiasa memperhatikan perkembangan regulasi diri santri penghafal Al-Qur’an dan memberikan nasehat serta mendoakan agar mudah dalam menghafal.

View more statistics

View Item