Dalam panorama sejarah intelektual Islam di Nusantara, sosok Hamzah Fansuri berdiri tegak sebagai mercusuar yang memancarkan cahaya spiritualitas yang mendalam sekaligus kontroversial. Sebagai pionir tasawuf Wujudiyah di kawasan Melayu, pemikiran dan karyakaryanya telah mengalami proses dialektika yang panjang—didamba sekaligus ditentang, dijunjung sekaligus dipersoalkan. Buku yang hadir di hadapan pembaca ini merupakan upaya sistematis untuk menelusuri jejak intelektual dan spiritual seorang tokoh yang tidak hanya berhasil melakukan domestikasi ajaran tasawuf dalam konteks budaya Melayu, tetapi juga membuka ruang baru bagi ekspresi metafisika Islam dalam khazanah sastra Nusantara. Sebagai volume pertama dari serial “Pemikiran Tasawuf Ulama Nusantara,” karya ini hadir pada momentum yang tepat ketika diskursus tentang Islam di Nusantara dan karakteristik keislaman di kawasan Melayu-Indonesia semakin mendapat perhatian; baik dalam lingkup akademis maupun publik yang lebih luas. Hamzah Fansuri merepresentasikan suatu titik krusial dalam genealogi pemikiran Islam di Nusantara—suatu simpul tempat bertemunya tradisi metafisika Ibn ‘Arabi, spiritualitas Persia, dan kearifan lokal Melayu dalam sintesis yang unik dan orisinal.