Search for collections on UNIDA Gontor Repository

Hasanah Purnamasari, 2018, KONSEP UBERMENSCH DAN INSĀN KĀMIL (Study Perbandingan menurut Friedrich Nietzsche dan Al-Jīlī). Pembimbing: Al-Ustadz Dr.Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed, M.Phil

Purnamasari, Hasanah (2019) Hasanah Purnamasari, 2018, KONSEP UBERMENSCH DAN INSĀN KĀMIL (Study Perbandingan menurut Friedrich Nietzsche dan Al-Jīlī). Pembimbing: Al-Ustadz Dr.Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed, M.Phil. S2 Masters thesis, Universitas Darussalam Gontor.

[img] FILE TEXT
hasanah fix.pdf

Download (2MB)

Abstract

Kata Kunci: Manusia Sempurna, Friedrich Nietzsche, ‘Abdul Karīm Al-Jīlī Manusia sebagai pusat kehidupan ditekankan Nietzsche dengan ucapannya bahwa “God is Dead”. Tuhan yang dianggap sebagai hasil imajinasi manusia digantikan dengan Ubermensch. Baginya, Ubermensch adalah sosok manusia yang sempurna dan mampu menentukan nilai- nilai kehidupan sesuai dengan kehendaknya. Asumsi demikian bertentangan dengan Al-Jīlī yang memandang Tuhan sebagai dzāt mutlak yang murni (pure being) yang ber-tajallī (self-disclosure) pada diri manusia sempurna (insān kāmil) sebagai media untuk menunjukkan diriNya pada seluruh makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan membandingkan pemikiran Nietzsche dan Al-Jīlī mengenai manusia sempurna. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dan dalam kajian ini peneliti menggunakan beberapa metode yaitu metode deskriptif untuk mengkaji sejarah dan latar belakang pemikiran Nietzsche dan Al-Jīlī terhadap manusia sempurna. Selain itu metode yang digunakan adalah metode analisa dimana penulis berusaha menjelaskan tentang pandangan kedua tokoh tersebut mengenai manusia sempurna. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa konsep manusia sempurna atau Ubermensch menurut Nietzsche dilihat dari kesempurnaan fisik. Hal inilah yang menjadikan Ubermensch dipenuhi dengan segala bentuk kebijaksanaan dan kekuatan yang melebihi apapun dimuka bumi ini. Ubermensch juga merupakan manusia yang memiliki moral bangsawan yang mencintai peperangan dan membenci kasih sayang. Hal ini berbeda dengan Al-Jīlī yang memandang manusia sempurna atau Insān Kāmil sebagai makluk yang memiliki nilai-nilai ketuhanan (al-Haqq). Kesempurnaan terletak pada kemampuan dirinya untuk menyerap semua nama dan sifat Tuhan secara seimbang. Insān Kāmil juga dipenuhi dengan akhlaq Tuhan yang jauh dari sifat-sifat buruk. Adapun bagi Al- Jīlī sosok Insān Kāmil termanifestasi penuh dalam diri nabi Muhammad saw yang memiliki nūr Muhammadiyah. Maka, letak perbedaan kedua terlihat pada konsep Tuhan yang menjadi dasar segala perilaku manusia. Ubermensch yang membunuh Tuhan menciptakan moral sesuai dengan keinginannya. Sedangkan Insān Kāmil yang merupakan media Tuhan melahirkan manusia yang berakhlaq karīmah (terpuji) sesuai dengan moral Tuhan. Akhirnya, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karenanya, penulis mencoba merekomendasikan peneliti lain untuk menganalisis konsep manusia sempurna dari sudut pandang yang berbeda . Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki pemahaman manusia mengenai manusia sempurna yang selama ini dilihat dari kesempurnaan fisik dan mengabaikan sisi spiritualitas yang menjadi kunci utama kesempurnaan manusia tersebut.

Item Type: Thesis ( S2 Masters )
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Divisions: Pascasarjana Magister UNIDA Gontor > Magister Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: Mr Muhammad Taufiq Riza
Date Deposited: 07 Nov 2020 17:33
Last Modified: 03 Oct 2024 03:05
URI: http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/856

Statistics Downloads of this Document

Downloads per month in the last year

View more statistics

 View Item View Item