Berbeda dengan abad-abad sebelumnya abad XX adalah abad kaum muda dengan semangat keluar dari kejumudan berfikir secara tidak langsung telah merangsang perhatian para ulama dalam mengkaji tafsir dan menyusun karya tafsir dengan metode, corak dan gaya yang beragam. Tafsir al-Azhar adalah salah satu tafsir terbesar yang disusun oleh Hamka, Haji Muhammad Karim Amrullah. Artikel ini mencoba untuk mengkaji secara kritis adakah pengaruh masa dan tempat dalam penyusunan Tafsir al-Azhar. Untuk itu metode historis dan analisis kritis akan digunakan untuk memotret sosok Hamka dan interaksinya dengan sosio-kultur masyarakat Minang khususnya dan Indonesia umumnya. Pada saat yang sama digunakan untuk menganalisis Tafsir al-Azhar berkaitan dengan pengaruh masa dan tempat dalam karya tersebut. Hasilnya bahwa Hamka dalam menjelaskan ayat al-Qur’an terkadang mengambil hikmah dari adat istiadat masyarakat yang menandakan tempat dan menjelaskan juga dari masa perkembangan gejolak politik pasca kemerdekaan Indonesia dan pembaharuan pemikiran tokoh Islam yang menandakan waktu, sehingga tempat dan masa telah memberikan pengaruh dalam menyusun karya tafsir Indonesia ”Tafsir al-Azhar.” Kata kunci: Hamka, Tafsir al-Azhar, Tradisi, Minangkabau.