Permintaaan dan penawaran merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari suatu perekonomian. Permintaan dan pernawaran merupakan dua buah istilah untuk menggambarkan transaksi dalam pasar. Secara filosofis dapat digambarkan bahwa permintaan merupakan tindak lanjut dari keinginan manusia dalam konsumsi, sedangkan penawaran merupakan tidak lanjut dari keinginan manusia dalam berproduksi. Di dalam pasar keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Islam memandang keterkaintan keduanya merupakan keteraturan yang terjadi secara alami dan sesuai dengan keinginan pasar, sedangkan pengaruh external yang bersifat menyimpang merupakam bentuk pelanggaran yang harus di hilangkan dari perekonomian (pasar). Islam menegakkan ini semua demi memelihara stabilitas dan keseimbangan ekonomi. Sistem perkonomian dunia yang bebas nilai-nilai agama dianggap Islam sebagai lahan tumbuhnya ketidak adilan ekonomi. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas permintaan dan penawaran dalam prespektif Islam. Agar menghasilkan sebuah pemahaman tentang sistem perekonomian yang mengedepankan keadilan dan solidaritas sosial. Untuk mengarahkan pembahasan pada arah yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman secara utuh penulis menggunakan pendekatan normatif dengan menimbang hukum permintaan dan penawaran dalam prespektif Qur'an dan Hadist. Penulis juga menggunkan obserfasi metod dan dokumentari metod dalam pengumpulan data yang kemudian di analisis menggunakan Induktif Metod yang menyimpulkan dari yang kusus kebentuk yang umum, dan deduktif metod yang menyimpulkan dari yang umum kebentuk yang kusus. Untuk menunjang analisis di atas penulis juga menggunakan diskriptif analisis metod dan contain analisis metod. Akhirnya penulis sampai pada sebuah kesimpulan bahwa teori permintaan dan penawaran dalam Islami terkait dengan norma-norma syari'ah. Sedangkan tujuna dari ditegakkannya syariat dalam permintaan dan penawaran adalah keseimbangan pasar, keadilan harga. Penulis perasa pembahasan ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Tentunya sangat diharapkan peran serta penulis selanjutnya untuk mengembangkan pembahasan mengenai teori permintaan dan penawaran yang Islami kearah kesempurnaan yang sesuai dengan kaidah-kaidah Qur'an dan Hadist.