Humiroh, NInik (2007) عقوبة السرقة في التشريع الجنائي الإسلامي و القانون الجنائي الإندونيسي (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (NInik Humairoh-PM-2007) Ninik Humairoh - PM - 2007.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only until 2007. License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (101MB)

Abstract

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah Swt di dunia. Allah memuliakan manusia dengan ciptaan yang sempurna dan meninggikan derajatnya atas makhluk lain dengan pemberian akal, fitrah, indera dan petunjuk agar manusia dapat menjalankan tugas khalifah dan pengabdian kepada Allah Swt dengan baik. Oleh karena itu nilai kemanusiaan dan martabat manusia sangat terhormat dalam Islam, karena fitrah manusia yang selalu ingin hidup secara tenteram, aman, damai dan berkeadilan dalam artian tidak diganggu oleh perbuatan jahat. Namun pada kenyataannya, kejahatan itu telah ada di dunia ini bersama-sama dengan adanya manusia dan manusia selalu berkehendak untuk melakukannya, terutama yang berhubungan dengan harta benda. Kajian ini bermaksud mengulas masalah sanksi bagi pencuri menurut perspektif Syari'at Islam, yang segala permasalahannya berlandaskan pada Al-Qur'an serta Al-Hadits dan menurut perspektif Undang-undang Hukum Pidana yang berlandaskan pada KUHP Indonesia. Selanjutnya penulis akan membandingkan kedua hukum tersebut untuk mengetahui sisi persamaan dan perbedaan yang ada dalam masalah tindak pidana pencurian. Adapun jenis penelitian ini adalah literatur yaitu dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan judul di atas. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan metode Induktif dengan cara menggeneralisasi fakta-fakta atau masalah-masalah yang konkret diantara kedua hukum tersebut kemudian menarik sebuah kesimpulan. Penulis juga menggunakan metode Deduktif untuk menganalisa ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits yang terdapat dalam pasal-pasal KUHP Indonesia kemudian untuk mengungkapkan sisi persamaan atau perbedaan keduanya penulis nienggunakan metode Komparatif. Setelah membaca kajian sederhana ini, diketahui bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam sanksi tindak pidana pencurian menurut kedua hukum tersebut. Persamaan yang ada adalah bahwa sanksi pencurian dalam Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia adalah berupa Ta'zir yaitu penjara kurungan. Perbedaan yang ada diantaranya menurut Hukum Islam pencurian dibagi dua menurut sanksinya, pencurian yang sempurna (Taammah) dengan sanksi Had yaitu dengan potong tangan dan pencurian yang tidak sempurna (Choiru Taammah) dengan sanksi berupa Ta'zir yaitu penjara kurungan, denda, atau dibunuh jika terbukti pencurian yang dilakukan disertai dengan pembunuhan kepada orang lain. Sedangkan dalam KUHP Indonesia dibagi tiga menurut sanksinya, pencurian ringan atau kecil dengan sanksi penjara maksimal 3 bulan, pencurian sedang atau biasa dengan sanksi penjara maksimal 5 tahun dan pencurian berat dengan penjara maksimal 7 tahun. Pencuri dapat dipidana penjara 9 tahun bila pencurinya disertai dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dan 12 tahun penjara bila dilaksanakan pada malam hari, dan 15 tahun penjara bila menyebabkan kematian pada seseorang dan pencuri juga dapat dipenjara seumur hidup atau penjara 20 tahun jika terbukti dalam melakukan tindakannya dilakukan dengan berencana dan bersama-sama serta menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Akhirnya dari kajian yang sangat sederhana ini, penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan analisa, kritik dan saran dari kelemahan-kelemahan pada sisi keilmiahan, bahasa dan metodologi pada kajian ini yang semuanya itu karena keterbatasan penulis belaka bukan karena yang lainnya. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada jalan kebaikan dan meridloi segala usaha.

View more statistics

View Item